Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Modal Jitu PSG Untuk Raih Gelar Juara di Final UCL 2025 Lawan Inter Milan: Kuncinya Kesabaran dan Penguasaan Bola

Radarbanyuwangi.id – Paris Saint Germain (PSG) bakal menghadapi wakil Serie A Inter Milan di Final UCL 2025 di Munich Footbal Arena Jerman pada Minggu (1/6). Les Parisiens punya modal kuat untuk memenangi gelar Liga Champions di tanah Jerman.

Di Final UCL kali ini, PSG merupakan tim Prancis ketiga yang mencapai final Piala Eropa/Liga Champions UEFA lebih dari sekali. Sebelumnya ada setelah Reims 1955/1956 dan 1958/1959 dan Marseille 1990/1991 dan 1992/1993.

PSG datang ke Jerman dengan bermodalnya dua gelar domestik yakni Ligue 1 dan Coupe de France. Kini satu gelar lagi mimpi mereka untuk meraih treble winner musim ini akan kesampaian. Syaratnya mereka harus bisa menjinakkan Nerazzuri di partai final.

Tantangannya PSG mengalami kesulitan untuk tampil konsisten pada penyisihan grup. Namun kemenangan atas Girona dan Salzburg membuat asa mereka kembali terpelihara.

Baca Juga: Ragam Jenis Tanaman Obat! Warisan Alam untuk Kesehatan Keluarga

Kkalahan dramatis melawan Atlético pada matchday 4 membuat seakan semuanya enjadi sulit. Tim besutan Luis Enrique ini tidak kekurangan peluang, namun penyelesaian akhir menjadi kendala.

Beruntung mereka melakukan comeback luar biasa saat melawan Manchester City. Setelah menang telak atas Brest di play-off, ketidakefektifan mereka kembali terlihat dalam kekalahan 0–1 di leg pertama 16 besar melawan Liverpool.

Namun, mereka bangkit di Anfield dengan kemenangan 1–0 dan melaju melalui adu penalti, di mana Gianluigi Donnarumma menjadi pahlawan berkat dua penyelamatan krusial.

Donnarumma kembali tampil gemilang di semifinal. Setelah menang 3–1 di leg pertama melawan Aston Villa. Dia membuat beberapa penyelamatan penting dalam kekalahan tipis 2–3 di leg kedua.

Baca Juga: Pendekar PSHT Naik Tingkat, Polisi Disiagakan

Gol cepat Ousmane Dembélé cukup untuk mengalahkan Arsenal di leg pertama semifinal, dan Paris menuntaskan tugas di kandang.

Namun kans PSG untuk mencuri gelar UCL dari Inter Milan masih ada. PSG melaju dengan mulus di Ligue 1 dan tampil dominan sejak kemenangan 3–0 atas Salzburg di matchday 6.

Duel sengit kontra Liverpool menunjukkan kekuatan mental mereka. Keberhasilan selanjutnya melawan Aston Villa dan Arsenal memperkuat keyakinan bahwa mereka kini memiliki formula tepat untuk menjuarai Liga Champions.

Kekuatan PSG ada pada mulai tajamnya barisan pemainnya dalam penyelesaian akhir. Enrique berhasil menciptakan tim yang multifungsi. Lini tengah yang sabar dan rapi dalam penguasaan bola, serta mampu menembus pertahanan ketat lawan.


Page 2


Page 3

Marquinhos, Willian Pacho, dan Nuno Mendes menjadi fondasi pertahanan yang kokoh. Kehadirannya mampu menjadi pendukung lini serang yang eksplosif.

Selain itu ada sosok pelatih berkualitas dibaliknya Enrique yang notabene merupakan mantan pemain Barcelona dan Real Madrid ini meraih sembilan trofi saat melatih Blaugrana selama tiga tahun.

Termasuk dua gelar La Liga dan satu gelar Liga Champions musim 2014/15. Ia juga membawa Spanyol ke semifinal EURO 2020 dan final Nations League 2021, sebelum menggantikan Christophe Galtier di Paris pada 2023.

Ia langsung memenangkan dua trofi domestik dan membawa Paris ke semifinal Liga Champions pada musim debutnya, serta mempertahankan gelar Ligue 1 musim ini.

Baca Juga: Watak Selasa Wage: Emosional, Pencemburu, Namun Setia

Selain itu PSG juga memiliki gelandang kreatif yang menjadi poros permainan.  Mereka tidak hanya cerdas dalam mengatur tempo, tetapi juga memiliki naluri mencetak gol penting. Hal itu salah satunya ditunjukkannya dengan gol di kedua leg saat melawan Barcelona musim lalu.

Ia masuk dalam tim Terbaik Liga Champions 2023/2024 dan diyakini akan memegang peran vital di final.

Baca Juga: Kecubung, Bunga Cantik dengan Dua Wajah

Statistik PSG di UCL 2025:

Fase penyisihan: Menang 4 Seri 1 Kalah 3 Gol Masuk 14 Gol Kebobolan 9

Play-off fase gugur: vs Brest, agregat 10–0 (3–0 tandang, 7–0 kandang)

Babak 16 besar: vs Liverpool, agregat 1–1 (menang adu penalti 4–1) (0–1 kandang, 1–0 tandang)

Perempat final: vs Aston Villa, agregat 5–4 (3–1 kandang, 2–3 tandang)

Semifinal: vs Arsenal, agregat 3–1 (1–0 tandang, 2–1 kandang)

Peringkat koefisien UEFA: 6