Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Muara Boom Buntu

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Pelabuhan tradisional di Pantai Boom tak bisa disandari kapal atau perahu. Sebab, muara selebar sekitar 250 meter yang jadi gerbang masuk pelabuhan itu tertutup pasir sepekan terakhir. Nelayan yang ingin bekerja ke laut untuk mencari ikan, kini harus menunggu air laut pasang naik. Itu pun, mereka juga harus berhati-hati karena tumpukan pasir yang sangat tinggi dan ada tumpukan batu cengkih.

“Semua muara di Pantai Boom sudah tertutup pasir,” cetus Kanit Polisi Perairan (Pol Air) Pantai Boom, Aipda Wawan Siswanto kemarin (1/7). Muara Pantai Boom itu sebenarnya sudah sering tertutup pasir sejak beberapa bulan lalu. Namun sebelumnya, perahu dan kapal nelayan masih bisa melintas karena masih ada ruang sempit untuk melintas.

Namun kali ini, seluruh muara sudah dipenuhi tumpu-kan pasir. “Hampir sebulan ini, semua muara sudah tertutup tumpukan pasir,” kata Aipda Wawan. Muara yang tertutup pasir itu membuat para nelayan kerepotan untuk masuk dan keluar pelabuhan.

Bahkan, sejumlah kapal pedagang dari kepulauan Madura yang biasanya sering datang ke Pantai Boom, kini banyak yang beralih ke pelabuhan lain. “Kapal hanya bisa masuk pada malam hari,” ujarnya. Para nelayan yang tinggal di sekitar Pantai Boom, lanjut Wawan, banyak yang mengeluh karena perahunya tidak bisa bebas keluar dan masuk pelabuhan.

Tapi, pihaknya juga tidak bisa berbuat banyak untuk membantunya. “Para nelayan kita sarankan kerjanya pada malam hari, menunggu air laut pasang,” tuturnya. Dari pantauan wartawan koran ini, muara tersebut sudah tertutup rapat oleh tumpukan pasir.

Bila air laut sedang surut, praktis tidak bisa dilewati oleh perahu dan kapal milik para nelayan dan pedagang. “Air sungai sekarang mengalirnya lewat utara, di sana ada yang tidak tertutup pasir tapi sempit sekali,” cetus sejumlah warga yang ada di sekitar Pantai Boom kemarin. (radar)