Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Muatan Kapal Barang Merosot

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

muatanBANYUWANGI – Pengendalian pendistribusian bahan bakar minyak (BBM) jenis solar yang dilakukan Pertamina pada Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) ternyata berpengaruh pada penumpang kapal di Pelabuhan Penyeberangan PT ASDP Indonesia Ferry (IF) Ketapang. Sejak ada pembatasan solar pada awal April 2013 lalu, penumpang kapal penyeberangan jurusan Ketapang, Banyuwangi—Gilimanuk, Bali, mengalami penurunan. Penurunan pengguna jasa itu terutama terjadi pada angkutan barang.

“Hanya penumpang angkutan barang yang turun,” cetus Manajer Operasional Usaha PT ASDP Indonesia Ferry (IF) Ketapang, Saharudin Koto, kemarin (23/4). Saharudin mengaku telah mengecek kondisi kapal dan penumpang sejak pengiriman solar ke SPBU dibatasi. Terkait kapal, sebut dia, tidak ada pengaruh. Sebab, solar yang digunakan operasional kapal didistribusikan langsung dari Depo Pertamina Ketapang.

“Proses penyeberangan kapal tidak ada masalah,” katanya. Menurut Saharudin, penumpang kapal yang akan menyeberang ke Bali sebenarnya tidak ada penurunan. Hanya penumpang angkutan barang yang mengalami penurunan hingga delapan persen. “Penumpang kapal, terutama angkutan barang, turun sampai delapan persen,” sebutnya. Dia menjelaskan, angkutan barang itu adalah truk, pikap, dan angkutan lain yang menggunakan BBM solar. Khusus bus, belum terlihat tanda-tanda penurunan. “Truk banyak yang tidak bisa menyeberang karena tidak ada solar,” katanya.

Penurunan penumpang angkutan barang itu juga disam paikan Sekretaris Dewan Pengurus Cabang (DPC) Gabu ngan Pengusaha Nasional Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (Gapasdap) Bayuwangi Helmi Abdullah. “Ada penurunan penumpang, terutama truk,” jelas dia. Helmi mengaku belum tahu pasti angka penurunan itu. Yang jelas, sebut dia, penurunan penumpang yang paling terasa adalah di kapal landing craft tank (LCT). “Penumpang kapal LCT itu kendaraan angkutan barang. Sekarang mengalami penurunan, karena truk kesulitan mencari solar,” ung kapnya. (radar)