Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

MUI Serukan Umat Hormati Perbedaan

muiBANYUWANGI – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Banyuwangi mengajak semua umat Islam saling meng horma ti perbedaan pe netapan awal Ra madan tahun ini. Umat Islam diminta tidak mempersoalkan perbedaan tersebut. Penegasan ter sebut disampaikan ke tua MUI Ba nyuwangi HM. Yamin Lc kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi kemarin (9/7). “Tahun ini ternyata ada perbedaan penetapan awal puasa, tapi itu tidak perlu dipersoalkan,” katanya/

Menurut Yamin, dalam sidang isbat yang digelar pemerintah ber sama MUI dan organisasi ke agamaan, 1 Ramadan di tetapkan pada 10 Juli 2013. Sebab, berdasar hasil rukyah yang dilaksanakan di beberapa tem pat di Indonesia, belum ada yang melihat hilal. “Saya ikut rukyah di Situbondo, dan tidak melihat ada hilal,” ujar nya.

Meski pemerintah telah mene tapkan awal puasa pada Rabu, jelas dia, ternyata Muhammadiyah telah me ne tapkan awal puasa pada Se lasa (9/7). Penetapan ini, je las dia, berdasar hisab yang telah dilaksanakan. “Muhammadiyah di Banyuwangi juga memulai puasa Selasa ini (kemarin),” kata jebolan Universitas Bagdad, Iraq, itu. Yamin menyebut, apa yang diputuskan dalam sidang isbat itu tentu benar.

Tetapi, ijtihad yang dilaksanakan Muhammadiyah mengenai awal Ramadan juga dianggap benar. “Semua m emiliki dasar dalam penetapan (awal Ramadan) ini, dan inilah ijtihad,” ungkapnya. Mempersoalkan perbedaan pe netapan awal Ramadan, bagi Yamin dianggap tidak penting. Yang jelas, lanjut dia, pada bu lan suci semua umat Islam ha rus memperbanyak ibadah. “Mari kita hormati perbedaan ini,” ajaknya.

Perbedaan dalam penetapan awal Ramadan tersebut diakui ke tua Pimpinan Daerah (PD) Mu hammadiyah Banyuwangi Us tad Syuhada Asyari. “In sya- Allah semua warga Mu hammadiyah Selasa ini (kemarin) su dah melaksanakan puasa Ramadan,” katanya. Syuhada menyebut, dasar yang di gunakan PD Muhammadiyah Banyuwangi adalah maklumat yang dikirim pimpinan pusat Muhammadiyah.

“Da lam maklumat itu, PP Mu ham madiyah menetapkan awal Ra madan pada Selasa ini (ke ma rin),” terangnya. Dalam maklumat itu, jelas dia, PP Muhammadiyah bukan hanya menetapkan awal Ra madan. Tapi, kata dia, juga menyebut penetapan 1 Syawal atau Hari Raya Idul Fitri. “PP Muhammadiyah menetapkan 1 Syawal pada 8 Agustus 2013,” ujarnya.

Sementara itu, Rais Syuriah Pengu rus Cabang Nahdlatul Ula ma (PCNU) Kabupaten Ba nyuwangi KH. Achmad Hisyam Syafaat menyebut, NU terkait pe netapan awal Ramadan dan awal 1 Syawal mengikuti pe netapan pemerintah. “Sidang isbat menetapkan awal Ra ma dan pada Rabu, NU ya ikut Rabu,” jelasnya. Perbedaan penetapan awal Ramadan itu, jelas dia, baginya tidak penting.

Sebab, terang dia, dalam Islam perbedaan adalah rahmah. “Perbedaan ja ngan diperselisihkan, kare na perbedaan merupakan rah mah,” cetusnya. Menurut Kiai Hisyam, pene tapan awal Ramadan meru pa kan ijtihad. Hasil ijtihad Mu hammadiyah ternyata awal Ra madan Selasa, dan ijtihad yang dilakukan NU adalah Ra bu. “Ijtihad itu kalau salah pa halanya satu, kalau benar dapat dua. Makanya hasil ijtihad itu per lu dihormati,” katanya. (radar)