Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Musim Panen Harga Semangka Anjlok

musim-panen-harga-semangka-anjlok
Musim Panen Harga Semangka Anjlok

RadarBanyuwangi.idPara petani yang sedang menanam semangka, sepertinya lagi ketar-ketir. Memasuki masa panen, harga semangka malah anjlok, Rabu (21/5). Saat ini, harga di tingkat petani hanya Rp 3.000 per kilogram, padahal harga normalnya Rp 4.000 hingga Rp 5.000 per kilogramnya.

Turunnya harga semangka ini, diduga karena cuaca yang sering turun hujan di beberapa hari terakhir ini. Selain cuaca buruk, saat ini memasuki panen raya. Sehingga, stok semangka di pasaran membludak. “Harga semangka turun karena musim hujan, juga musim panen hingga stok di pasaran membludak dan pembeli tidak ada,” ujar petani semangka, Meseri, 55, asal Dusun Palurejo,  Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar.

Menurut Meseri, harga semangka dari petani, saat ini sangat murah. Satu kilogram buah semangka hanya laku Rp 3.000 ribu. Padahal normalnya itu Rp 4.000 sampai Rp 5.000 per kilogramnya. “Mau bagaimana lagi, waktunya panen, masak dibiarkan,” katanya.

Baca Juga: Jaga Inflasi Pemkab Banyuwangi Gencarkan Operasi Pasar di Kantor Desa Sambimulyo, Kecamatan Bangorejo

Turunnya harga semangka tersebut, jelas dia, akibat fenomena tahunan ketika panen raya. Saat banyak petani yang panen, biasanya harga langsung merosot dengan cepat. “Padahal panenan petani saat ini kurang bagus, karena sering turun hujan,” ungkapnya.

Salah satu pedagang di tepi sawah Dusun Palurejo,  Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar, Heri Setiawan, 26, menyampaikan, naik dan turunnya harga semangka dipengaruhi banyak atau tidaknya stok di pasar. Jika mahal, biasanya permintaan konsumen tinggi dan itu biasa terjadi saat musim kemarau. “Kalau petani panen raya dan sering hujan seperti ini, harga buah semangka otomatis anjlok,” katanya.

Hasil panen semangka asal Banyuwangi, terang dia, biasanya dikirim ke beberapa kota besar di Jawa, seperti Jakarta, Bandung, dan Solo. Selain itu, juga ada yang dikirim ke Bali. Turunnya harga ini, karena musim panen bersamaan dengan daerah lain di Jawa Timur, seperti di Kabupaten Jember, Kabupaten Lumajang, dan Kabupaten Pasuruan. “Jika panennya berbarengan, maka dari petani harganya murah, dan banyak pengecer di pinggir jalan,” terangnya.(cw3/abi)