Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

ORGANIZER DAN SAFETY OKE

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Berakhir sudah perhelatan International Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI) 2015. Ajang balap sepeda internasional yang digeber kali keempat di Bumi Blambangan, dinilai mengalami peningkatan kualitas dibanding penyelenggaraan tahun-tahun sebelumnya.

Advisor Persatuan Balap Sepeda Internasional (Union Cycliste Internationale/ UCI), Jamaluddin Mahmood mengatakan, kualitas ITdBI 2015 meningkat 70 persen dibanding pelaksanaan ajang serupa tahun lalu. Dari sisi manajemen, penyelenggaraan ITdBI berjalan sangat rapi.

“Selama perlombaan tidak timbul masalah yang berarti. Perlombaan berjalan dengan lancar. Komunikasi tim dengan pihak penyelenggara juga terjalin dengan baik,” ujar pria yang juga race director ITdBI 2015 tersebut. Tidak hanya itu, kualitas keamanan lomba, khususnya pengamanan peserta saat melintasi rute balapan di berbagai penjuru Banyuwangi, juga dinilai sangat baik.

Banyaknya warga yang menyaksikan even balap sepeda ini juga mampu memberi suntikan motivasi bagi para pembalap. “Para pembalap mengaku sangat nyaman bersepeda di sini (Banyuwangi). Saat mereka breakaway (lepas) dari peleton, jalanan di depannya sudah clear,” kata dia.

Hal lain yang tidak kalah penting, imbuh Jamal, partisipasi masyarakat Banyuwangi yang sangat tinggi mampu memberikan motivasi kepada para pembalap. Suntikan motivasi itu membuat para pembalap mampu menunjukkan performanya secara maksimal.  Mereka merasa nyaman mengi kuti lomba di sini,” tutur pria asal Malaysia tersebut.

Sedangkan dari sisi kualitas peserta, para pembalap yang bertanding mampu menunjukkan kualitas yang mumpuni. Jamal mengklaim, pada balapan etape terakhir yang menempuh rute flat dari Ruang Terbuka Hijau (RTH) Bajulmati, Wongsorejo sampai Taman Blambangan, rata-rata kecepatan para pembalap nyaris setara dengan kecepatan pembalap yang berlaga pada Tour de France.

Jamal mengaku terkejut melihat result kecepatan rata-rata pembalap saat etape keempat alias etape terakhir ITdBI 2015 tersebut, yakni mencapai 44,72 Kilometer (Km) per jam. “Kecepatan tersebut nyaris setara dengan kecepatan do Tour de France.

Ini menunjukkan bahwa pembalap yang bertarung di sini benar-benar menunjukkan kemampuannya secara maksimal,” klaimnya. Jamal menjelaskan, salah satu faktor yang menyebabkan tingginya performa pembalap adalah keputusan pihak penyelenggara memangkas rute menjadi 555 Km.

Seperti diketahui, tahun sebelumnya panjang total rute yang harus dilalui pembalap mencapai 622 Km. Pemangkasan ini mengakibatkan stamina pembalap cenderung lebih prima dari awal sampai akhir lomba. Dampaknya, para pembalap bertarung habis-habisan sejak kilometer awal lomba.

“Rute panjang tahun kemarin itu justru membuat pembalap menyimpan tenaganya di akhir setiap etape, mereka lebih memilih endurance. Kalau sekarang berbeda, mereka masing-masing fight untuk curi poin dari awal karena pendeknya rute,” cetus Jamal.

Pujian terhadap penyelenggaraan ITdBI 2015 juga disampaikan sejumlah pembalap. Salah satunya sang juara umum kategori perorangan, Peter Pouly. Pembalap Prancis yang tergabung dalam Singha Infinite Cycling Team Thailand ini mengatakan, kualitas ITdBI sangat baik. “Organizernya oke, keselamatannya (safety) juga oke.

Saat pembalap lewat, jalanan steril, tidak ada yang menyerobot,” tandasnya. Senada dengan Pouly, jawara point classification (Green Jersey), Benjamin Prades Reverter juga mengaku kualitas balap sepeda di kabupaten ujung timur Pulau Jawa ini sangat baik. Dia menyoroti kondisi jalan di sepanjang rute yang dilalui para pembalap. “Jalan yang kami lalui sangat mulus,” pungkasnya. (radar)