Radarbanyuwangi.id – Musim panen raya kopi yang kini tengah dinikmati para petani di wilayah Kecamatan Kalibaru, ternyata tidak membuatnya merasa senang. Sebab, pencurian kopi di pohon cukup marak. Biji kopi yang mulai memerah, dijarah oleh maling.
Salah satu petani kopi, Moh Lutfi, 23, asal Dusun Karang Bangkalan, Desa Kalibaru Manis, Kecamatan Kalibaru, mengaku mengalami kerugian jutaan rupiah akibat pencurian, Kamis (8/8) lalu. “Maling kopi cukup banyak,” katanya.
Menurut Lutfi, selama musim panen raya kopi pencurian sangat tinggi. Ia baru saja kehilangan sekitar 195 kilogram biji kopi dari pohonnya di daerah Sempolan, Kabupaten Jember. “Kerugian sekitar Rp 3 juta,” ungkap Lutfi.
Kopi yang dicuri itu, jelas dia, harga jualnya sekitar Rp 15 ribu per kilogram. Akibatnya, para petani yang menanam kopi mengalami kerugian besar. “Ada tiga karung biji kopi yang dicuri, per karung diperkirakan beratnya 65 kilogram,” katanya.
Pencurian kopi di pohon itu, masih kata dia, juga merusak pohon kopi. Sebab, para pencuri saat mengambil kopi di pohon sering memotong ranting yang berbuah. “Kalau sudah digunting rantingnya, tidak bisa berbuah lagi, ini sangat merugikan,” jelasnya.
Baca Juga: Tikungan Simpang 3 Jembatan Wiroguno Banyuwangi Rawan Laka, Dua Mobil Saling Sundul
Pohon kopi yang rantingnya digunting, lanjut Lutfi, akan membutuhkan waktu hingga tiga tahun untuk kembali berbuah. Ini menambah beban kerugian bagi petani yang sudah berjuang keras merawat tanamannya.
“Maling itu mengambil kopi di pohon pakai gunting atau alat tajam, rantingnya dipotong,” cetusnya.
Pencurian kopi ini di pohon, lanjut dia, sudah dilaporkan ke Polsek Sempolan, jember. Lutfi berharap kepolisian bisa membantu mengatasi masalah ini agar petani kopi tidak rugi besar. “Lahan ada di Sempolan, jadi masuknya ke Polsek Sempolan,” ujarnya.
Baca Juga: Polisi dan Perhutani KPH Banyuwangi Selatan Temukan 86 Gelondong Jati Illegal Tak Bertuan
Menurut Lutfi, kasus pencurian seperti ini sudah sering terjadi di wilayahnya, terutama saat panen raya. Para petani harus ekstra waspada, dan kadang harus berjaga di kebunnya. “Banyak biji kopi petani yang dicuri, karena memang rawan,” katanya.
Petani kopi di Kalibaru berharap ada solusi dari pihak berwenang untuk mengurangi kasus pencurian ini. Mereka juga berharap ada perlindungan lebih baik terhadap hasil panennya. “Yang dicuri itu banyak, bukan punyaan saya saja,” tuturnya.
Masalah pencurian ini tidak hanya merugikan secara finansial, tetapi juga mempengaruhi produktivitas tanaman petani kopi. Lutfi berharap ada peningkatan keamanan di daerahnya. “Punya saya pernah kebobolan sebanyak dua kali,” tandasnya.(rei/abi)