Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Pantai Bekicot, Pantai Berpasir Putih Terdekat dari Kota

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

TIM ekspedisi Jelajah Pantai Timur Jawa yang dimotori Jawa Pos Radar Banyuwangi  dan didukung Toyota Auto 2000  Banyuwangi  kali ini menuju  pantai di Dusun Krajan, Desa Bengkak. Kami  menyebut pantai ini dengan nama Pantai  Bekicot.

Mengapa demikian? Karena di pantai ini banyak sekali cangkang bekicot yang berserakan di atas pasir putih. Dari pusat kota Banyuwangi, Pantai Bekicot di Dusun Krajan, Desa Bengkak, Kecamatan Wongsorejo, hanya berjarak  sekitar 23 kilometer (Km).

Dari jalan poros  Banyuwangi-Situbondo kami berbelok ke  timur. Kami masuk jalan tanah di selatan kantor Desa Bengkak. Nah, di situlah jalan satu-satunya  yang paling mudah dilalui menuju Pantai Bekicot. Tim ekspedisi jelajah hanya butuh  perjalanan sekitar 15 menit dengan jarak kurang-lebih 2 Km  menuju pantai.

Saat hendak menuju pantai tersebut, tim jelajah yang beranggota Pemimpin Redaksi JP-RaBa, Bayu Saksono, redaktur Ali Sodiqin, wartawan Taufik Ferdiansyah, dan fotografer Rendra Des Kurnia, tidak mengira, kalau  pantai yang akan kami datangi  itu pantai berpasir putih.

Awalnya kami beristirahat di depan kantor Desa Bengkak, lalu mengetahui ada jalan ke arah timur. Kami yakin jalan tersebut akan berakhir di pantai. Jalan dari selatan kantor Desa  Bengkak itu belum beraspal. Di kanan dan kiri terdapat kebun  jagung dan sesekali rumah  warga.

Tentu saja debu beterbangan  ketika mobil melintas di sana. Begitu sampai di pantai, sekilas kondisinya seperti pantai di  perkampungan warga. Namun, setelah mendekat ke bibir pantai, pemandangan yang tersaji  tidak biasa. Butiran pasirnya sangat halus berwarna putih.

Karang-karang kecil bertebaran di pantai tersebut. Pantai Bekicot menjadi bukti  kalau pantai dengan pasir berwarna putih tidak hanya terdapat di Banyuwangi Selatan. Pantai Bekicot adalah pantai berpasir putih yang ada di Banyuwangi Utara, selain pantai di Pulau Tabuhan dan pesisir kawasan Taman Nasional Baluran.

Bisa dibilang, Pantai Bekicot adalah pantai dengan pasir putih dengan jarak paling dekat  dengan pusat kota Banyuwangi. Yang paling unik, di sepanjang  pantai di tas pasir putih banyak juga terdapat cangkang bekicot berserakan di atas pasir.

Cangkang ini menjadi ciri khas tersendiri bagi Pantai Bekicot. Karena itu,  sangat wajar bila warga setempat menyebut lokasi ini dengan Pantai Bekicot. ”Cangkang bekicot ini menambah daya tarik pemandangan indah pantai ini.  Tapi harus pakai alas kaki  kalau  berjalan di pantai, cangkangnya  lumayan tajam,” kata Pemred JP-RaBa, Bayu Saksono.

Adanya cangkang bekicot yang berserakan di pantai ini tampaknya bukan terjadi secara  alamiah. Cangkang ini ternyata memang sengaja dibuang oleh  warga setempat di tepi pantai. Menurut beberapa nelayan setempat, dulu pernah ada warga  sekitar yang memanfaatkan isi cangkang tersebut sebagai bahan makanan dan obat.

”Cangkang bekicot memang pernah banyak di sana, warga sekitar saat itu hanya memanfaatkan isinya,” kata Sukirno, warga pesisir Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo. Di jalan masuk menuju pantai tampaknya terdapat sebuah  tempat produksi bekicot.

Cangkang- cangkang juga banyak terdapat di sebuah tempat di jalan masuk pantai tersebut. Selain pemandangan pasir putih dan cangkang, laut di pantai ini juga tampak terlihat lebih  bersih dengan warna biru muda. Namun sayang, saat kami mengunjungi  pantai, pemandangan  indahnya biru laut tidak terlihat sempurna lantaran angin berembus  sangat kencang.

Tentu saja, ombak menjadi besar dan  menggila. Hantaman ombak yang menderu-deru itu pun menjadikan warna air menjadi sedikit keruh. Sementara itu, pohon kelapa juga banyak berdiri di pinggir pantai. Tak jauh dari sana, tampak rerumputan yang tumbuh merata mengelilingi pohon kelapa yang tumbuh.

Banyaknya pohon kelapa yang tumbuh di tepi pantai, bisa kami gunakan sebagai tempat berteduh dari sengatan matahari.  Kapal-kapal nelayan juga tampak sedang sandar di sana pagi itu. Hal ini menandakan, kalau warga setempat banyak yang berprofesi sebagai nelayan.

Kapal  nelayan diparkir menunjukkan cuaca sedang tidak bersahabat.  Banyak nelayan yang stop melaut dan menunggu cuaca kembali bersahabat. Ridwan, warga Dusun Pesumur, Desa Bangkak, mengatakan kapal nelayan tersebut memang  digunakan sebagai keperluan  mencari ikan.

Ternyata, nelayan setempat juga memanfaatkan perahu untuk mengantar para wisatawan yang akan menuju Pulau Tabuhan. ”Satu orang harus bayar Rp 50 ribu untuk naik perahu ke Pulau Tabuhan pulang pergi. Kita sediakan juga life  jacket,” kata Ridwan.

Dia mengatakan, Pantai Bekicot biasanya hanya ramai saat liburan dan hari Minggu. Jumlah  pengunjung juga tidak terlalu banyak. ”Paling-paling hanya warga sekitar sini yang datang  ke pantai ini,” kata Ridwan. Nah, hal ini menandakan kalau Pantai Bekicot memang masih belum banyak diketahui oleh  banyak orang.

Padahal, pantai  ini menyuguhkan pemandangan pantai yang begitu indah. Pantai  dengan pasir berwarna putih. Dan yang paling istimewa lagi, Pantai Bekicot ini merupakan pantai dengan pasir putih dengan  jarak paling dekat dengan kota Banyuwangi.

”Kalau mau foto  dengan latar belakang pasir putih kita tidak perlu jauh-jauh lagi, ternyata di Desa Bengkak ada pantai dengan pasir berwarna putih,” kata fotografer tim jelajah, Rendra Des Kurnia. Indahnya Pantai Bekicot membuat kami enggan untuk meninggalkan pantai ini.

Tapi kami sadar, perjalanan kami masih panjang.  Yang pasti masih banyak juga  pantai-pantai indah di sisi timur  Pulau Jawa, khususnya di Banyuwangi yang belum kami kunjungi. (radar)