Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Keindahan Pantai Kampe

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

SETELAH dari Pantai Bekicot di Dusun Krajan, Desa Bengkak, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi, tim Ekspedisi Jelajah Pantai Timur Jawa mengunjungi Pantai Kampe. Pantai ini terletak di Dusun Pesumur, Desa Bengkak, Kecamatan Wongsorejo.

Pantai Kampe mudah dijangkau. Dari pusat kota Banyuwangi, jaraknya kurang-lebih 20 kilometer (Km). Kalau kita melihat pada global positioning system (GPS), Pantai Kampe terletak pada koordinat 8,1o Lintang Selatan  (LS) dan 114,4 l o Bujur Timur (BT).

Dari jalan poros jurusan Banyuwangi-Situbondo, ada jalan masuk ke arah timur. Kami melintasi jalan tanah yang lebar di lahan PT. Perkebunan Nasional XII sejauh 2 Km untuk menuju  Pantai Kampe. Menempuh jalan  tanah ini hanya butuh perjalanan  sekitar 10 menit untuk sampai di pantai.

Jalan di sisi selatan  justru lebih bagus. Jalan masuk yang juga masuk kawasan PT. Perkebunan Nusantara XII itu sudah dilapisi aspal. Selama perjalanan ke arah timur jalan tanah PT. Perkebunan Nasional XII Pasewaran, pada sisi  kiri dan kanan jalan banyak terdapat  tanaman khas perkebunan.

Selain tanaman jagung, ada juga tanaman anggur yang tumbuh  lebat di samping jalan. Pohon  buah naga juga terdapat di jalan yang kita lewati menuju Pantai Kampe. Bunga-bunga kertas juga tumbuh subur di pinggir jalan, menambah keindahan  jalan untuk menuju Pantai  Kampe.

Setiba di pantai, angin sepoisepoi  langsung menyapa. Pohonpohon  rindang juga tumbuh  lebat di pantai itu. Kondisi vegetasi ini membuat angin yang berembus terasa sejuk. Pohon kelapa mendominasi tumbuhan di pinggir pantai ini. Selain ini, pohon cemara juga bertebaran di sepanjang kawasan pesisir ini.

Di kawasan Pantai Kampe juga banyak terdapat gazebo kayu. Fasilitas ini dapat digunakan para pengunjung untuk beristirahat sambil menikmati panorama pantai. Disana  juga terdapat beberapa warung yang menyediakan makanan, minuman, hingga kopi.

Beberapa  kebutuhan lain juga tersedia  di deretan warung itu. Tak jauh dari pantai, terlihat  rumah dinas PT Perkebunan Nasional. Bangunan kuno ini juga menjadi daya tarik tersendiri dari Pantai Kampe. Sementara itu, ombak yang menderu juga terlihat lebih tenang di kawasan ini.

Berbeda dengan Pantai bekicot, warna pasir Pantai  Kampe berwarna hitam. Banyak kapal nelayan yang sandar  di pantai. Tidak hanya digunakan sebagai mencari ikan, ada juga beberapa kapal yang digunakan sebagai alat transportasi bagi  pengunjung menuju Pulau  Tabuhan.

”Satu kapal maksimal menampung 10 orang,  ongkos pulang pergi (PP) Rp  480 ribu,” ujar Ela, 39, warga pesisir Kampe. Pada hari Minggu atau hari  libur, kata Ela, banyak warga yang datang ke Pantai Kampe untuk bertamasya. Pantai Kampe juga banyak dimanfaatkan oleh anak-anak untuk mandi di laut.

Selama ini, ombak Pantai Kampe boleh dibilang tidak terlalu tinggi. ”Minggu sore biasanya ramai pengunjung di sini,” tambah Ela. Sekadar tahu, kawasan Pantai Kampe pernah berdiri sebuah industri dock kapal. Namun  pada perkembangan selanjutnya,  docking kapal Kampe akhirnya tidak beroperasi.

Tidak ada lagi  aktivitas perbengkelan kapal laut. Yang terlihat hanya sisa kapal  yang rusak di Pantai Kampe. Beberapa ratus meter dari bibir pantai, tampak penghalang ombak di tengah laut. Penghalang ombak tersebut masih bisa terlihat  jelas dengan mata telanjang dari bibir pantai.

Dengan adanya penghalang tersebut, ombak di Pantai Kampe memang relatif lebih tenang. ”Ya itu memang digunakan untuk penghalang  ombak, itu sejak dulu ketika docking kapal masih beroperasi,” jelas Ela. Puas menikmati angin sepoi dan tenangnya laut di Pantai Kampe, tim Jelajah Pantai Timur Jawa JP-RaBa didukung Toyota Auto 2000 Banyuwangi terus bergerak ke pantai lain ke arah selatan. (radar)