Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Pemberdayaan Masyarakat Bukan Sekadar Mimpi

LOMBA: Para pemenang lomba foto bersama Wabup Yusuf Widyatmoko, drg Wahyu Primawati, MAP; Plt Kepala Dinkes dr. Rio, dan Camat Banyuwangi Azis Hamidi.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
LOMBA: Para pemenang lomba foto bersama Wabup Yusuf Widyatmoko, drg WahyuPrimawati, MAP; Plt Kepala Dinkes dr. Rio, dan Camat Banyuwangi Azis Hamidi.
LOMBA: Para pemenang lomba foto bersama Wabup Yusuf Widyatmoko, drg Wahyu Primawati, MAP; Plt Kepala Dinkes dr. Rio, dan Camat Banyuwangi Azis Hamidi.

BANYUWANGI-Konsep pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan merupakan sasaran utama promosi kesehatan yang merupakan program pokok urutan pertama di Puskesmas. WHO menetapkan tiga strategi pokok untuk dapat mewujudkan visi dan misi promosi kesehatan secara efektif, yakni advokasi, dukungan sosial, dan pemberdayaan masyarakat.

Kepala Puskesmas Kertosari, Kecamatan Banyuwangi drg. Wahyu Primawati, MAP mengatakan, pemberdayaan masyarakat merupakan proses pembangunan di mana masyarakat berinisiatif untuk memulai proses kegiatan sosial untuk memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri. Pemberdayaan masyarakat hanya bisa terjadi apabila warga ikut berpartisipasi. Hal ini berhasil, apabila kelompok komunitas atau masyarakat tersebut menjadi agen pembangunan atau sebagai subjek atau motor penggerak. Bukan penerima manfaat atau objek saja,” ujarnya.

Puskesmas Kertosari berikhtiar mengoptimalkan pemberdayaan masyarakat. Langkah itu sebagai upaya atau proses untuk menumbuhkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat dalam mengenali, mengatasi, memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatan diri-sendiri. “Supaya masyarakat berdaya, sehingga menjadi tahu, mengerti, termotivasi, berkesempatan, memanfaatkan peluang, berenergi, mampu bekerja sama, tahu berbagai alternatif, mampu mengambil keputusan, berani mengambil risiko, mampu mencari dan menangkap informasi, serta mampu bertindak sesuai dengan  situasi,” jelasnya.

Melalui peran serta kader kesehatan, tokoh masyarakat (Toma), tokoh agama (Toga), pelajar, organisasi masyarakat, dan lembaga sosial masyarakat lainnya yang peduli kesehatan, imbuh dia, diharapkan masalah kesehatan dapat diselesaikan dengan tepat, efektif, dan efisien. Pengabdian yang tulus dan ikhlas akan berbuah manis serta memberikan kebahagiaan bagi diri-sendiri, keluarga, dan masyarakat. “Mengingat hal tersebut, Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan pada masyarakat memiliki tanggung jawab yang besar bersama seluruh komponen untuk mewujudkan masyarakat yang sadar mandiri untuk hidup sehat, sehingga terbentuk individu dan masyarakat yang mandiri,” paparnya.

Kemandirian tersebut meliputi kemandirian berpikir, bertindak, dan mengendalikan apa yang mereka lakukan. “Terwujudnya masyarakat yang sehat, peduli, dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan di wilayahnya,” cetusnya. Fungsi puskesmas, lanjut Wahyu, kesannya terpola seolah-olah hanya sebagai pelayanan pengobatan kesehatan saja. Orang datang untuk periksa dan berobat. Padahal, sejatinya Puskesmas memiliki tiga fungsi yang harus berjalan beriringan dan sama-sama penting, yakni pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan. Selain itu, pusat pemberdayaan masyarakat dan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Sebagai unit fungsional terdepan yang mandiri dalam pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya, Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan.

Pelayanannya meliputi kesehatan perorangan dan kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatan merupakan salah satu determinan dalam mencapai masyarakat yang sehat. Meski disadari bahwa peran lingkungan dan faktor perilaku merupakan determinan yang lebih besar pengaruhnya pada kesehatan (Blum). Mengutip konsep dari H.L. Blum, sebut Wahyu, secara umum  pelayanan kesehatan terdiri dari empat upaya, yaitu pencegahan, peningkatan kesehatan, pengobatan, dan pemulihan kesehatan. Dalam kaitannya dengan peningkatan dan kemajuan masyarakat, pelayanan kesehatan ditujukan untuk mengatasi masalah kesehatan yang dialami atau dihadapi masyarakat.

Tujuannya, agar dapat terhindar dari kematian dini, kecacatan, bahkan rendahnya taraf kebugaran, sehingga terjaga produktivitas masyarakat,” imbuhnya. Puskesmas Kertosari berusaha dengan segala upaya melalui program inovasi unggulan yang bertujuan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui program Gemilang (Gerakan Masyarakat Mencintai Lingkungan). Gemilang adalah suatu kegiatan yang berbasis masyarakat untuk mengelola lingkungan fi sik, biologis, dan pemanfaatan pelayanan kesehatan secara optimal. “Program unggulan lainnya TOP”S (Tim Optimalisasi Promosi Kesehatan Puskesmas dan Sekolah) yang menggandeng sekolah Smanta (SMAN 1 Banyuwangi) yang pada 27 Desember lalu telah diteken MoU-nya,” ungkapnya.

Sebagai bentuk motivasi dan penghargaan terhadap peran serta masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan yang optimal, Puskesmas Kertosari menggandeng LBH (Laskar Bina Husada) sebagai Badan Penyantun Puskesmas. Keduanya memfasilitasi berbagai lomba yang sekaligus sebagai bahan evaluasi ke depan. Lomba-lomba tersebut meliputi lomba posyandu, Cerdas Tangkas Kader Kesehatan, dan Lomba lingkungan sehat Gemilang. “Semua pembiayaannya ditanggung oleh variant patnership,” kata Wahyu. Lomba posyandu dimenangkan oleh Posyandu Kenanga Kelurahan Karangrejo sebagai juara I.

Juara II diraih Posyandu Melati Kelurahan Karangrejo dan juara III disabet Posyandu Rambutan Kelurahan Panderejo. Lomba lingkungan sehat Gemilang dimenangkan RT 2 RW 1 Lingkungan Wirodayan, Kelurahan Panderejo sebagai juara I. Juara II direngkuh RT 3 RW 1 lingkungan Wirodayan, Kelurahan Panderejo. Sedangkan juara III direbut RT 1 RW IV lingkungan Krajan, Kelurahan Kertosari. Lomba cerdas tangkas kader kesehatan disabet kader kesehatan Kelurahan Panderejo sebagai juara I.

Juara II diraih kader kesehatan Kelurahan Kertosari dan juara III kader kesehatan Kelurahan Kepatihan. “Proses pemberdayaan yang melahirkan masyarakat yang memiliki sifat seperti yang diharapkan, harus dilakukan secara berkesinambungan dengan mengoptimalkan partisipasi masyarakat secara bertanggung jawab,” jelasnya. Pendekatan yang ditempuh umumnya melalui langkah-langkah seperti melakukan pendekatan kepada pimpinan (para pengambil keputusan).

Selain itu, melakukan pendekatan kepada para tokoh masyarakat formal dan informal, serta petugas. Bersamasama tokoh masyarakat dan para kader kesehatan yang terlatih, mereka melakukan penyuluhan dan konseling untuk meningkatkan pengetahuan sikap dan perilaku masyarakat. Kegiatan itu dilakukan pada berbagai kesempatan dan media yang ada . “Sehingga target RT Sehat Gemilang di wilayah Puskesmas kertosari pada tahun 2015 bisa terwujud,” harap Wahyu.(radar)