Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Hukum  

Pemilik Punya Tiga Pabrik, Mayoritas Pekerja Perempuan

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

pabrikGUDANG berukuran besar yang dikelilingi pagar cukup tinggi di Dusun Sumberayu, Desa Sumberberas, kecamatan muncar, Banyuwangi, terlihat sepi. Pintu gerbang tampak digembok dan diberi segel warna kuning bertulisan “polisi”.

Warga yang tinggal disekitar gudang kini seperti curiga bila ada orang yang tidak dikenal datang ke tempat itu.

Mareka mengira orang asing itu polisi yang sedang menyamar. Rasa curiga dari warga itu, setelah tahu kalau pabrik jamu milik Atut, asal Desa Tambakrejo, Kecamatan Muncar itu pada awal Maret 2015 digerebek oleh anggota Direskrim Polda Jatim.

Saat polisi menggerebek pabrik jamu tradisional itu karena diduga menggunakan campuran obat kimia, tidak ada wrga sekitar yang tahu. Iringan-iringan mobil yang keluar dan masuk kelokasi pabrik, dianggap biasa saja oleh warga.

Baru pada Kamis sore (19/3), warga mengetahui setelah ada polisi yang berpakaian dinas dan preman kembali datang untuk melakukan rekonstruksi. Sebagian warga sekitar pabrik, berhamburan keluar rumah untuk menyaksikan penutupan pabrik jamu terbesar di Kecamatan Muncar itu.

Warga sekitar pabrik yang tidak tahu ada penggerebekan itu, karena selama ini aktivitas pabrik sangat tertutup. Apalagi, pintu gerbang dan pagar pada pabrik jamu setinggi empat meter itu juga jarang dbuka. “Saya saja tidak pernah masuk, sampai sekarang juga tidak tahu isinya itu seperti apa.” cetus Sugimin 32, salah satu warga yang rumahnya di samping pabrik jamu tersebut.

Lahan pada pabrik jamu itu, luasnya sekitar seperempat hektare. Kemarin siang (20/3), lampu depan pintu gerbang terlihat masih menyala. Warga sekitar sebenarnya sudah mengetahui kalau dibalik tingginya pagar itu pabrik jamu Tawon Klanceng.

ltu karena banyaknya kendaraan yang masuk dan keluar membawa botol. Ada warga yang tanya pada karyawannya, katanya membuat jamu,” terangnya. Pabrik jamu Tawon Klanceng di Dusun Sumberawu, Desa Sumberberas, itu sudah beroperasi sejak lima tahun lalu.

Warga sekitar tidak pernah tahu pasti pemilik jamu tradisional tersebut. “Warga tahunya milik Pak Atut, dan warga sini tidak pernah ada yang merasakan jamunya,” ungkapnya. Keberadaan gudang pabrik jamu tersebut, selama ini tidak pernah dipersoalkan warga.

Karena dianggap tidak berdampak terhadap lingkungan sekitar. “Warga sekitar sini (sekitar pabrik), tidak ada yang bekerja di pabrik itu,” terang Ny. Sain, 58, warga sekitar lainnya. Pekerja di pabrik jamu tradisional itu jumlahnya sekitar 30 orang dan hampir semua perempuan muda.

Mereka berasal dan luar Dusun Sumberayu. “Karyawannya banyak yang berasal dari desa lain,” ungkapnya. Pabrik jamu yang digerebek polisi itu tidak hanya di Dusun Sumberawu, Desa Sumberberas. Akan tetapi, juga pabrik jamu di Desa Tempanrejo dan Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar.

“Dari keterangan karyawan, yang ditutup itu juga pabrik jamu di Tapanrejo dan Tembokrejo, jelasnya. Jamu yang diproduksi oleh pabrik di Dusun Sumberayu, Desa Sumberberas, ini tidak ada yang beredar di lingkungan pabrik.

Jamu da Iam kemasan botol itu dikirim ke berbagai daerah di Indonesia, mulai dari Bali, Sulawesi, hingga Kalimantan. (radar)