Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Pemkab Banyuwangi Respons Cepat Tangani Banjir

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

MUSIBAH banjir yang terjadi di wilayah Banyuwangi Selatan Sabtu kemarin (11/2) mendapat respons cepat dari Pemkab Banyuwangi. Hanya dalam tempo satu jam sejak laporan diterima, Tim Respons Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana  Daerah (BPBD) Banyuwangi melakukan penanganan dengan mengevakuasi warga ke tempat aman.

“Pemerintah daerah memberikan respons yang cepat dalam me ngatasi musibah banjir. Laporan terjadinya banjir masuk pukul 20.00. satu jam kemudian  tim BPBD sudah berada di lokasi untuk mengevakuasi warga,”  terang Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas saat meninjau lokasi musibah banjir di Dusun Kedung Manten, Desa Senepo Rejo, Kecamatan Siliragung,  kemarin (13/2).

Hujan deras yang mengguyur Banyuwangi Sabtu lalu mengakibatkan terjadinya banjir di wilayah Banyuwangi. Salah satu wilayah yang mengalami banjir cukup parah adalah dua dusun di dua desa di Kecamatan Siliragung, yakni Dusun Silirsari, Desa Kesilir,  dan Dusun Kedungmanten, Desa Seneporejo. Di dua dusun banjir  menerjang rumah warga dengan ketinggian mencapai 2,5 meter.

“Malam itu juga tim BPBD dengan bantuan Babinsa dan Babinkamtibmas mengevakuasi warga ke tempat aman. Jumlah warga  yang dievakuasi sebanyak 29  orang. Mereka dibawa ke rumah warga yang tidak kena banjir dan  ke masjid,” ujar Anas.

Mantan anggota DPRD RI itu menambahkan, banjir yang terjadi tersebut merupakan siklus 50 tahunan. Sebelumnya, banjir  besar seperti itu pernah terjadi sekitar tahun 1970-an. Banjir  yang terjadi saat itu akibat luapan Kali Bango yang melintasi dua  desa tersebut.

Desa Kesilir dan Desa Seneporejo sejatinya bukan merupakan desa rawan bencana karena tidak termasuk desa yang rawan banjir tahunan.

“Banjir ini terjadi akibat luapan  Sungai Bango. Air memang sangat cepat datangnya, bahkan tingginya sampai 4 meter. Tapi surutnya juga cepat, memasuki tengah malam sekitar jam dua air berangsur turun. Ke depan kami akan meningkatkan koordinasi  untuk wilayah ini. Fasilitas umum  jembatan yang rusak akan diperbaiki,” tutur Anas.

Respons cepat tidak hanya ditunjukkan BPBD Banyuwangi. Sembari menunggu BPBD meluncur dari kota, aparat kecamatan bersama aparat desa, Babinsa,  dan Babinkamtibmas, telah melakukan berbagai upaya. Mulai  mencari alternatif tempat pengungsian, menjaga jembatan penghubung antisipasi luapan air, hingga mengevakuasi warga, mereka ikut melakukan.

“Sejak pukul 18.00 saat hujan deras-derasnya pihak desa mulai memberikan peringatan kepada  desa agar waspada. Ketika banjir  benar-benar terjadi, kami langsung mendata warga yang terdampak. Ketika tim BPBD datang  kami juga ikut mengevakuasi,”  ujar Camat Siliragung, Hariyanto.

Tidak hanya saat terjadi bencana, pasca bencana mulai hari Minggu kemarin juga dilakukan rehabilitasi secara bergotong-royong oleh pihak kecamatan, desa, Babinsa, Babinkamtibmas, dan Linmas. Secara bergantian para aparat bersama-sama membantu membersihkan rumah warga dan fasilitas umum yang  terdampak.

“Kami bergantian melakukan kerja bakti membersihkan rumah  warga. Kerja bakti akan terus  dilakukan sampai beberapa hari ke depan. Layanan kesehatan  dari puskesmas juga langsung jemput bola. Mereka mendatangi  rumah warga yang membutuhkan perawatan,” imbuhnya.

Pihaknya juga memberikan ban tuan sembako bagi 108 KK  yang terdampak banjir. Selain  itu, juga ada bantuan semen masing-masing 7 sak bagi 3 KK  yang tembok rumahnya jebol  akibat banjir. Warga dengan  sukarela membuka dapur umum swadaya bagi warga yang terdampak, selain yang dibuka oleh  BPBD Banyuwangi.

“Bahkan, kami juga memfasilitasi pembuatan dokumen penting yang rusak atau hilang akibat banjir,  misalnya surat tanah, ijazah, dan buku nikah. Kita koordinasi dengan  pihak kepolisian untuk mempermudah surat keterangan kehilangan sebagai bekal mengurus dokumen-dokumen tersebut,” jelas  Hariyanto.

Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD, Eka Muharam, merinci jumlah  kepala keluarga (KK) yang terdampak musibah banjir di Kecamatan Siliragung ada 108 KK atau  sebanyak 500 jiwa terdampak. Saat ini semua warga sudah kembali ke rumah masing-masing.

“Saat itu kami langsung menerjunkan dua perahu polyethylene untuk mengevakuasi warga. Syukur rasanya tidak ada korban  jiwa. Bahkan, banjir segera surut meski sempat merendam rumah warga hingga ketinggian 2,5 meter. Jadi, warga keesokan harinya atau Minggu pagi sudah bisa kembali ke rumah untuk membersihkan kediaman masing-masing,”  kata Eka.

BPBD juga membuka dapur umum untuk menyuplai makanan bagi warga. Dapur umum itu  melayani konsumsi untuk warga sejak minggu pagi (12/1) hingga Senin pagi tadi. Dengan total  makanan yang disediakan berupa nasi bungkus sebanyak 500 bungkus setiap waktu makan, baik pagi, siang, maupun malam.

“Hari ini  terakhir dapur umum kami buka. Selanjutnya, warga disuplai oleh dapur umum yang didirikan warga desa,” pungkas Eka. Sementara itu, dalam kunjungannya ke Desa Kesilir dan Desa Seneporejo, Kecamatan Siliragung kemarin, Bupati Anas didampingi Forpimka Siliragung, Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan BPBD, Eka Muharam;   Kepala Dinas PU Pengairan, Guntur Priambodo; dan Kepala Dinas Sosial, Peni Handayani.

Lokasi yang dikunjungi oleh Bupati Anas di Kampung Kedung Manten, Dusun Krajan, Desa Sneporejo, Kecamatan Silir. Di tempat ini, bupati melihat lokasi kandang ayam pedaging yang terkena dampak langsung banjir. Selanjutnya, meninjau jembatan penghubung Desa Seneporejo dan Desa Kesilir yang rusak akibat banjir.

Kepala Dinas PU Pengairan, Guntur Priambodo, menambahkan dari hasil pantauan yang  dilakukan di lapangan tidak ditemukan penyumbatan atau  keadaan abnormal di sungai. “Saya lihat tidak ada penyumbatan, curah hujan sangat tinggi  dan itu yang menyebabkan banjir,”  jelasnya. (radar)