Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Pengasuh Ponpes Al Hanafiyyah Datangi Rumah Bintang, Minta Maaf pada Keluarga Korban dan Nyatakan Siap Diperiksa Polisi

pengasuh-ponpes-al-hanafiyyah-datangi-rumah-bintang,-minta-maaf-pada-keluarga-korban-dan-nyatakan-siap-diperiksa-polisi
Pengasuh Ponpes Al Hanafiyyah Datangi Rumah Bintang, Minta Maaf pada Keluarga Korban dan Nyatakan Siap Diperiksa Polisi
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Radarbanyuwangi.id– Pengasuh Pondok Pesantren Al Hanafiyyah Desa Kranding, Kecamatan Mojo, Kota Kediri, Kiai Fatihunnada atau yang biasa disapa Gus Fatih, akhirnya datang ke rumah keluarga Bintang Balqis Maulana, 14, di Dusun Kendenglembu, Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore pada Rabu (28/2) petang.

Gus Fatih datang bersama dua saudaranya dengan didampingi Rais Syuriah MWC NU Glenmore, KH Muhammad Nur Khotib. Mereka tiba di rumah keluarga Bintang sekitar pukul 16.30.

“Gus Fatih mampir ke rumah saya, lalu saya dampingi ke rumah Bintang,” terang KH Muhammad Nur Khotib.

Selama masih berada di rumahnya, terang KH Muhammad Nur Khotib, Gus Fatih banyak bercerita terkait santrinya Bintang Balqis yang meninggal dengan banyak luka ditubuhnya.

“Gus Fatih pada saya sumpah dengan atas nama Allah, tidak tahu menahu kejadian dugaan penganiayaan itu,” terang kiai muda yang biasa disapa Gus Muh itu.

Menurut Gus Muh, Gus Fatih mengaku mengetahui tubuh Bintang penuh luka itu saat mengantar jenazah ke rumahnya di di Dusun Kendenglembu, Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore, dan kain kafan dibuka.

“Saat kejadian Gus Fatih ada di Trenggalek,” terangnya.

Baca Juga: 4 Pengeroyok Santri asal Glenmore Banyuwangi di Kota Kediri Akhirnya Ditetapkan Jadi Tersangka

Gus Muh menyebut yang disampaikan itu semuanya juga dikemukakan pada keluarga Bintang seperti ibu kandungnya Suyanti dan ayah kandungnya Rustam Effendi.

“Gus Fatih juga menyampaikan ikut bela sungkawa dan memberi santunan,” cetusnya.

Pertemuan Gus Fatih dan keluarga Bintang, sempat berlangsung panas. Rustam Effendi minta pihak pondok pesantren bertanggung jawab atas kejadian ini.

“Pak Rustam sempat menolak pemberian santunan itu,” katanya.

Untuk meredam, Gus Muh menyampaikan semua diserahkan pada kepolisian. Polisi akan mengungkap siapa pelaku dan peran dalam kejadian ini.

“Gus Fatih mengaku tahunya Bintang jatuh dari kamar mandi, itu berdasarkan keterangan Fatah, santrinya yang juga kakak sepupu Bintang,” ujarnya. 

Selama di pesantren, jelas dia, Bintang ini tinggal bersama Fatah dan satu kamar. Sehingga, informasi yang tahu sebenarnya itu Fatah.


Page 2


Page 3

“Sekarang Fatah termasuk yang diamankan polisi dalam kasus dugaan penganiayaan ini,” ungkapnya.

Gus Muh minta semuanya mengikuti proses hukum yang kini sedang dilakukan kepolisian.

Bila Gus Fatih dipanggil polisi dan nanti dianggap bersalah, juga harus bertanggung jawab.

“Bila pesantrennya dianggap bersalah dan harus ditutup, juga harus dilakukan,” kata Gus Muh dengan tegas.     

Ibu kandung Bintang, Suyanti, 38, yang ikut menemui rombongan Gus Fatih mengatakan pihak pesantren datang ke rumahnya membawa sejumlah sembako dan uang dalam amplop.

“Sampai saat ini (kemarin), saya belum membuka amplop itu, saya masih belum fokus untuk itu,” ujarnya.

Rombongan pesantren yang salah satunya Gus Fatih itu, jelas dia, datang untuk meminta maaf.

Sebelumnya, pimpinan pesantren anaknya itu juga datang saat mengantar jenazah Bintang pada Sabtu (25/2) dinihari lalu.

“Dia (Gus Fatih Red) juga datang ke sini lagi,” imbuhnya.

Kesedihan mendalam masih dirasakan Suyanti dan keluarga. Saat rombongan ponpes datang ke rumahnya,

Suyanti mengaku tidak kuasa menahan kesedihan dan trauma mendalam. “Saya masih trauma melihat pengurus pesantren. Kenapa selalai itu, sampai ada korban jiwa di pesantrennya. Apakah anak saya tidak terpantau atau dibiarkan saja,” ucapnya.

Kepergian Bintang itu pukulan mendalam bagi Suyanti sekeluarga. Apalagi, Bintang meninggal akibat penganiayaan.

“Pondok pesantren meminta maaf kepada keluarga, atas kelalainyang mereka lakukan. Pihak pesantren juga siap untuk diinterogasi Polres Kediri, saya juga siap,” katanya.

Upaya untuk mendapatkan keadilan bagi anaknya, akan terus Suyanti lakukan. Meski harus dilakukan dengan menghubungi Presiden Jokowi langsung. “

Kalau masalah ini belum terselesaikan, saya akan menghadap ke pak Jokowi untuk memberikan keadilan kepada anak saya atas kasusnya yang dianiaya sampai tewas di ponpes,” tegasnya.