Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Pengunjung Masuk Pakai Topi dan Helm

SEPI: CCTV terpasang di perempatan lokalisasi Sumberloh.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
SEPI: CCTV terpasang di perempatan lokalisasi Sumberloh.

Pemasangan closed circuit television (CCTV) di lokalisasi Sumberloh, Desa Benelan Kidul, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi, ternyata berpengaruh terhadap jumlah pengunjung. Tapi, tidak sedikit pengunjung yang menyiasati keberadaan kamera pengintai tersebut.
-AGUS BAIHAQI, Singojuruh-

KAMERA pengintai atau CCTV di lokalisasi Sumberloh dipasang di tempat yang terbuka. Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informasi (Dishubkominfo) Banyuwangi memasang tiga unit CCTV (bukan dua unit seperti berita sebelumnya) di tempat pelacuran terbesar di Bumi Blambangan itu.

Ketiga unit CCTV itu dipasang di tiang listrik dengan ketinggian sekitar enam meter di tiga gang di tengah lokalisasi. Ketiga kamera pengintai itu mampu merekam semua kegiatan para penghuni lokalisasi. “Tiga CCTV itu aktif semua. Saya sering mengecek,” cetus salah satu pengelola lokalisasi.

Pengelola itu, sebut saja Andi (nama samaran), mengatakan bahwa semua PSK di Sumberloh mengetahui bahwa ada CCTV. Tetapi, sebagian besar PSK cuek dan tidak peduli dengan alat pengintai tersebut. “CCTV itu bisa dilihat di pemda (pemkab),” katanya.

Namun demikian, pemasangan CCTV itu berpengaruh dengan sikap para pengunjung. Pengunjung yang mengetahui ada kamera pengintai biasanya mengenakan topi atau helm saat masuk lokalisasi. “Itu yang pakai topi dan helm, aku yakin tahu ada CCTV,” cetus Andi sambil menunjuk dua pengunjung yang masuk menggunakan topi dan helm.

Pengunjung yang tidak mengetahui ada CCTV, biasanya masuk ke lokalisasi dengan santai. Pengunjung seperti itu jumlahnya jauh lebih banyak. “Seandainya banyak yang tahu telah dipasangi CCTV, tempat ini (Sumberloh) bisa sepi,” katanya. Pemasangan CCTV di lokalisasi Sumberloh itu berpengaruh terhadap jumlah pengunjung.

Apalagi, pemkab meminta PSK yang berasal dari luar kota segera hengkang dari Sumberloh. “PSK dari luar Banyuwangi disuruh pulang,” terang salah satu pemilik wisma. Seruan agar PSK dari luar kota keluar dari Banyuwangi itu ternyata tidak ditanggapi serius para pelacur. Di Sumberloh, hingga kini masih banyak pelacur dari luar kota.

“CCTV itu mati kok, jadi kita juga santai saja,” terang Tanti (nama samaran), salah satu PSK yang mengaku dari Bondowoso. Bila CCTV yang dipasang itu aktif, cewek berkulit putih berambut lurus sebahu itu menyebut juga tidak masalah. Sebab, kamera pengintai itu hanya dilihat oleh pegawai pemkab.

“Rekamannya juga tidak disebar ke masyarakat, jadi tidak masalah,” dalihnya. Beda dengan Yanti (nama samaran) yang mengaku dari Jember. PSK itu jarang keluar dari wisma karena takut wajahnya terekam CCTV. Apalagi, dirinya banyak memiliki saudara yang tinggal di Banyuwangi. “Yang saya tahu, CCTV itu aktif,” katanya. (radar)

Kata kunci yang digunakan :