Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Penumpang KRL Mengeluh, Pemprov DKI Janji Ubah Akses Stasiun Cikini

penumpang-krl-mengeluh,-pemprov-dki-janji-ubah-akses-stasiun-cikini
Penumpang KRL Mengeluh, Pemprov DKI Janji Ubah Akses Stasiun Cikini

radarbanyuwangi.jawapos.com – Stasiun Cikini belakangan kembali menjadi sorotan lantaran aksi pejalan kaki yang kerap melompat pagar untuk masuk ke stasiun ini.

Akses pejalan kaki di sekitar stasiun ini dirasa kurang memadai, terutama karena adanya pagar pembatas yang memisahkan trotoar dengan jalan raya.

Baca Juga: Timeline Perjalanan Hidup Mpok Alpa hingga Meninggal Dunia Hari Jumat 15 Agustus 2025

Jarak yang terlalu jauh untuk mencapai pintu masuk utama stasiun membuat banyak pengguna KRL memilih jalan pintas dengan melompati pagar pembatas.

“Lewat jalan resmi terlalu jauh, orang malas jalan. Jadi banyak yang pilih lompat,” ungkap Anwar, salah satu pengguna KRL.

Tingkat aktivitas Stasiun Cikini sangat tinggi, dengan volume pengguna KRL mencapai sekitar 25.000-30.000 orang per hari kerja dan 11.000-15.000 orang per hari pada akhir pekan.

Tingginya aktivitas ini disebabkan oleh keberadaan berbagai fasilitas penting seperti perkantoran, bioskop, rumah sakit, Taman Ismail Marzuki hingga kawasan pendidikan.

Baca Juga: Mpok Alpa Meninggal Dunia Usai Berjuang Lawan Kanker, Perjalanan Hidup dan Kariernya Bikin Haru

Langkah Pemprov DKI

Karena tingginya mobilitas tersebut, penataan akses keluar masuk penumpang menjadi sangat penting untuk menjaga kelancaran layanan serta keselamatan pengguna KRL.

Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung Wibowo, menanggapi keluhan warga terkait sulitnya akses di Stasiun Cikini, Jakarta Pusat.

Keluhan ini mencuat setelah PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi (Daop) 1 Jakarta dan PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) meninggikan pagar pedestrian stasiun.

Langkah peninggian pagar dilakukan untuk mencegah penumpang kereta rel listrik (KRL) melompati pagar, seperti yang kerap terjadi sebelumnya.

“Sekarang sebenarnya pagarnya sudah dinaikkan, tetapi itu belum menyelesaikan persoalan,” ujar Pramono.

Menurutnya, jarak pintu masuk stasiun yang terlalu jauh dari titik akses utama menjadi salah satu alasan warga nekat melompati pagar.


Page 2

Anggota Komisi DPRD DKI Jakarta, Francine Widjojo, bahkan menyarankan agar pemerintah menyediakan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) guna mempermudah akses.

Menanggapi hal tersebut, Pramono mengatakan pihaknya akan mempertimbangkan usulan pembangunan JPO.

Namun, solusi jangka pendek yang akan dilakukan adalah menambah jumlah pintu masuk ke stasiun.

“Dalam waktu dekat, pintunya yang diperbanyak,” tegasnya.

Baca Juga: Komedian Mpok Alpa Tutup Usia, Raffi Ahmad dan Irfan Hakim Menangis di Siaran Langsung

Peninggian Pagar oleh KAI

Di sisi lain, pihak KAI juga mengambil langkah teknis.

Manager Humas KAI Daop 1 Jakarta, Ixfan Hendriwintoko, menjelaskan bahwa pagar pedestrian yang sebelumnya setinggi 1 meter kini telah ditinggikan menjadi 1,7 meter.

Peninggian ini dilakukan pada Sabtu (9/8/2025) dengan panjang sementara 70 meter atau 35 gawang pagar tanpa mengganggu operasional KRL.

Ixfan berharap peninggian pagar dapat mengurangi pelanggaran akses keluar-masuk yang tidak semestinya serta meningkatkan keselamatan dan ketertiban di lingkungan stasiun.


Page 3

radarbanyuwangi.jawapos.com – Stasiun Cikini belakangan kembali menjadi sorotan lantaran aksi pejalan kaki yang kerap melompat pagar untuk masuk ke stasiun ini.

Akses pejalan kaki di sekitar stasiun ini dirasa kurang memadai, terutama karena adanya pagar pembatas yang memisahkan trotoar dengan jalan raya.

Baca Juga: Timeline Perjalanan Hidup Mpok Alpa hingga Meninggal Dunia Hari Jumat 15 Agustus 2025

Jarak yang terlalu jauh untuk mencapai pintu masuk utama stasiun membuat banyak pengguna KRL memilih jalan pintas dengan melompati pagar pembatas.

“Lewat jalan resmi terlalu jauh, orang malas jalan. Jadi banyak yang pilih lompat,” ungkap Anwar, salah satu pengguna KRL.

Tingkat aktivitas Stasiun Cikini sangat tinggi, dengan volume pengguna KRL mencapai sekitar 25.000-30.000 orang per hari kerja dan 11.000-15.000 orang per hari pada akhir pekan.

Tingginya aktivitas ini disebabkan oleh keberadaan berbagai fasilitas penting seperti perkantoran, bioskop, rumah sakit, Taman Ismail Marzuki hingga kawasan pendidikan.

Baca Juga: Mpok Alpa Meninggal Dunia Usai Berjuang Lawan Kanker, Perjalanan Hidup dan Kariernya Bikin Haru

Langkah Pemprov DKI

Karena tingginya mobilitas tersebut, penataan akses keluar masuk penumpang menjadi sangat penting untuk menjaga kelancaran layanan serta keselamatan pengguna KRL.

Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung Wibowo, menanggapi keluhan warga terkait sulitnya akses di Stasiun Cikini, Jakarta Pusat.

Keluhan ini mencuat setelah PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi (Daop) 1 Jakarta dan PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) meninggikan pagar pedestrian stasiun.

Langkah peninggian pagar dilakukan untuk mencegah penumpang kereta rel listrik (KRL) melompati pagar, seperti yang kerap terjadi sebelumnya.

“Sekarang sebenarnya pagarnya sudah dinaikkan, tetapi itu belum menyelesaikan persoalan,” ujar Pramono.

Menurutnya, jarak pintu masuk stasiun yang terlalu jauh dari titik akses utama menjadi salah satu alasan warga nekat melompati pagar.