Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Penyelidikan Masih Berlanjut, Galian C Tidak Boleh Beroperasi

SEMPU, Jawa Pos Radar Genteng – Tambang pasir di Dusun Tegalyasan, Desa Tegalarum, Kecamatan Sempu yang merenggut tiga nyawa bocah perempuan karena tenggelam pada Senin (17/4), masih belum beroperasi lagi. Galian C milik H Imam Muslih asal Desa/Kecamatan Gambiran itu juga masioh dipasangi garis polisi, kemarin (26/4).

Meski pengelola galian C itu sudah memberikan santunan kepada para korban yang meninggal akibat tenggelam di kolam bekas tambang pasir itu, polisi akan terus mengusut. “Cuma korban belum ada yang lapor ke polisi,” kata Kapolsek Sempu, AKP Karyadi.

Menurut Kapolsek, garis polisi masih dipasang di sekitar tambang pasir karena penyelidikan dianggap masih belum selesai. “Police line masih belum kita copot, menunggu penyelidikan selesai,” katanya pada Jawa Pos Radar Genteng.

Karyadi menyebut dalam penyelidikan ini penyidik masih akan melakukan gelar perkara. Untuk gelar perkara itu, rencana akan dilakukan di lokasi tambang pasir. “Tambang pasir masih dilarang beroperasi, kita akan gelar perkara,” jelasnya.

Hanya saja, Karyadi belum bisa memastikan kapan gelar perkara tersebut dilakukan. Apalagi, perkara ini ditangani langsung oleh Polresta Banyuwangi. “Ini ditangani Pidsus Polres, dan masih dilanjutkan (proses penyelidikan),” ujarnya.

Camat Sempu, Yopi Bayu Irawan saat dikonfirmasi menyerahkan persoalan tambang pasir itu kepada aparat penegak hukum. “Kami terkait administrasinya, soal boleh kembali buka atau tidak, saya serahkan ke APH langsung,” terangnya.

Seperti diberitakan harian ini sebelumnya, tiga bocah ditemukan warga sudah tewas di kolam bekas galian C di Dusun Tegalyasan, Desa Tegalarum, Kecamatan Sempu, Senin (17/4) sekitar pukul 16.30. Dari tiga korban itu, satu mengapung dan dua lainnya ditemukan di dasar kolam.

Korban yang ditemukan mengapung dengan kondisi sudah meninggal itu Sopiatun, 5, Sedang dua bocah lainnya yang juga meninggal Aqila, 8, dan Salsabila, 7. Mereka itu asal Dusun Resomulyo, Desa Genteng Wetan, Kecamatan Genteng. “Ada warga datang minta tolong, katanya ada tiga anak tenggelam di kolam bekas tambang pasir,” terang Joko Setio, 32, tetangga korban.(sas/abi)

 

source