Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Petani Kalipahit Kurang Air

airTEGALDLIMO – Para petani di Desa Kalipahit, Kecamatan Tegaldlimo, resah. Bersamaan dengan musim tanam sekarang ini, mereka justru kekurangan air untuk mengaliri sawahnya. Suswadi, 43, seorang petani menuturkan, saat ini usia tanaman padinya sudah mencapai dua bulan dan membutuhkan air. “Saat ini lahan sawahnya kering. Sehingga tanaman padi terancam puso alias banyak bulir padi yang gabuk,” ujarnya.

Sedang untuk kebutuhan air, dia harus mengambil melalui pompa air. Sewa per jam Rp 25 ribu. Sedangkan untuk luas lahan seperempat hektare membutuhkan waktu rata-rata sekitar enam jam. Tentu dengan adanya biaya tambahan untuk menyewa mesin pompa tersebut, semakin menambah ongkos pengelolaan petani padi. “Namun kalau tidak pakai pompa air juga nggak bisa masuk. Sebab air dari sungai nggak bisa diandalkan,” tandasnya.

Pihaknya berharap, Pemkab Banyuwangi bisa mendengarkan keluhan para petani di Desa Kalipahit tersebut. Sehingga kekeringan yang selama ini terjadi segera teratasi. Pasalnya saat ini tidak hanya Suswadi yang menanam padi, namun petani lain yang menanam tanaman jenis lain, seperti jeruk, jagung dan tanaman lainnya juga membutuhkan air. Terlebih di desa tersebut belum terdapat bantuan pembangunan sumur buatan khusus untuk pengairan sawah petani.

Sementra dengan kon disi sawah petani yang sudah mulai mengering, situasi menguntungkan datang bagi pemilik sumur bor di Desa Kalipait. Kon disi tersebut dialami Sadili, 33 salah satu pemilik sumur bor di desa setempat. Saat kondisi panas seperti ini, memang menjadi momen panen bagi dirinya. Pasalnya saat ini banyak petani yang memiliki sawah membutuhkan bantuan pompa air dari sumur miliknya. (radar)