Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Produksi Tempe Menurun

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

GENTENG – Melambungnya harga kedelai juga dikeluhkan pelaku usaha tempe. Seperti yang dialami mayoritas pelaku usaha tempe di Dusun Cangaan, Desa Gen-teng Wetan, Kecamatan Genteng, kemarin. Para produsen tempe di dusun tersebut menjerit atas melonjaknya harga kedelai. Sebab, kedelai itu menjadi bahan utama pembuatan tempe.

Meski harga kedelai tinggi, tapi produksi tempe masih terus berlangsung. Hanya saja, mereka mengaku tidak mampu mempekerjakan banyak orang. Sebab, tingginya harga kedelai mem-buat biaya operasional semakin tinggi. ‘’Sekarang dikerjakan sendiri. Dulu yang masak (produksi) ada yang bantu,’’ ujar Siti Aminah kemarin.

Menurut dia, kini harga kedelai per kilogram sudah Rp 8.000. Meski mahal, kede-lai sejauh ini masih mudah diperoleh. “Ke-delainya apa kata koperasi, karena saya ikut koperasi. Semua orang sini (usaha tempe, Red) ikut koperasi,’’ jelasnya. Tingginya harga kedelai, kata dia, membuat daya jual tempe menurun.

Sebulan terakhir penjualan tempe melorot sampai 25 kilogram. ’’Biasanya bisa habiskan 1,5 kuintal, tapi setelah harga naik sekarang terus melorot,” keluh ibu tiga anak itu. Bukan hanya produsen tempe yang mengeluh. Karyawan dan konsumen ternyata juga mengalami hal yang sama. ’’Juragan sambat, pekerja juga sambat,’’ ujarnya. (radar)