JAKARTA, KOMPAS.com – Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi atau yang juga disebut Tol Probowangi merupakan salah satu proyek Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) yang menjadi prioritas pemerintah pada tahun 2026.
Pembangunan Tol Probowangi Tahap I yang dikerjakan PT Jasamarga Probolinggo Banyuwangi (PT JPB), anak usaha PT Jasa Marga (Persero) Tbk, mencatat progres konstruksi sebesar 86,43 persen hingga 3 Agustus 2025.
Sementara itu, progres pembebasan lahan untuk ruas ini telah rampung 100 persen.
Baca juga: Jalan Tol Rampung Akhir 2025, Probolinggo-Besuki Cuma 30 Menit
Direktur Utama Jasa Marga Rivan Achmad Purwantono mengatakan, pembangunan Tahap I yang membentang dari Probolinggo hingga Besuki sepanjang 49,68 kilometer terbagi dalam tiga paket pekerjaan konstruksi, yaitu Paket 1 Gending-Kraksaan, Paket 2 Kraksaan-Paiton, dan Paket 3 Paiton-Besuki.
“Pembangunan tol ini merupakan bagian dari upaya Pemerintah mewujudkan konektivitas merata di seluruh Indonesia, yang menjadi salah satu prioritas dalam agenda Asta Cita. Dengan selesainya Tahap I, kami optimis dapat mendukung penguatan ekonomi wilayah Jawa Timur sekaligus menekan kesenjangan infrastruktur antar wilayah,” ujar Rivan dikutip dari keterangan resmi, Minggu (24/08/2025).
Baca juga: Siapa Pencetus Ide Pembangunan Jalan Tol di Indonesia? Ini Sejarahnya
Rivan menambahkan, beroperasinya ruas Probolinggo-Besuki akan memangkas waktu tempuh dari sekitar 1 jam 15 menit menjadi 30 menit dengan kecepatan rata-rata 80–100 kilometer per jam.
“Jika pembebasan lahan sesuai dengan target, maka pengerjaan konstruksi untuk Segmen Gending-Paiton ditargetkan dapat selesai pada 2025, sedangkan untuk Segmen Paiton-Besuki ditargetkan selesai di tahun 2026,” ucapnya.
Ia menyebut, pembangunan jalan tol ini juga akan menjadi katalisator pengembangan sektor pariwisata, pertanian, dan industri di kawasan Tapal Kuda.
“Kami bersama kontraktor pelaksana serta konsultan pengawas dan konsultan pengendali mutu akan memastikan keselamatan keteknikan konstruksi, keselamatan dan kesehatan kerja, keselamatan publik hingga keselamatan lingkungan,” kata Rivan.
Dibangun dalam dua tahap
Tol Probowangi secara keseluruhan memiliki panjang 175,4 kilometer dan terbagi menjadi dua tahap pembangunan.
Tahap I menghubungkan Probolinggo-Besuki sepanjang 49,68 kilometer, sedangkan Tahap II menghubungkan Besuki-Banyuwangi sepanjang 125,72 kilometer.
Pada Tahap I, akan dibangun tiga gerbang tol (GT) yakni GT Kraksaan, GT Paiton, dan GT Situbondo Barat, serta tiga simpang susun (SS) yakni SS Kraksaan, SS Paiton, dan SS Besuki.
Baca juga: Profil Tol Serang-Panimbang Rp 8,58 Triliun, Proyek KPBU Prioritas
Secara total, jalan tol ini terbagi menjadi tujuh seksi, yaitu Seksi 1 Gending-Kraksaan (12,88 kilometer), Seksi 2 Kraksaan-Paiton (11,20 kilometer), Seksi 3 Paiton-Besuki (25,60 kilometer).
Kemudian, Seksi 4 Besuki-Situbondo (42,30 kilometer), Seksi 5 Situbondo-Asembagus (16,76 kilometer), Seksi 6 Asembagus-Bajulmati (37,45 kilometer), dan Seksi 7 Bajulmati-Ketapang (29,21 kilometer).
Jalan Tol Probowangi merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dikelola PT JPB.
Page 2
Kehadiran tol ini nantinya memangkas waktu tempuh dari Probolinggo ke Banyuwangi dari sekitar lima jam melalui jalan arteri menjadi hanya dua jam, sekaligus menjadi ruas pamungkas jaringan Jalan Tol Trans-Jawa dari ujung barat hingga timur Pulau Jawa.
10 KPBU Tol Prioritas
Kementerian PU akan fokus ke-10 proyek jalan tol pada tahun 2026.
Hal ini tercantum dalam Buku II Nota Keuangan beserta RAPBN Tahun Anggaran 2026.
Dalam lampiran buku tersebut, tercatat 16 proyek jalan tol yang digarap dengan skema KPBU. Dari 16 proyek tersebut, hanya 10 proyek jalan tol yang masih dalam proses pembangunan.
Berikut daftar lengkap 10 proyek jalan tol:
- Tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar (KLBM)
- Tol Serang-Panimbang
- Tol Semarang-Demak
- Tol Solo-Yogyakarta-NYIA Kulonprogo
- Tol Kediri-Tulungagung
- Tol Probolinggo-Banyuwangi
- Tol Jakarta-Cikampek II Selatan
- Tol Yogyakarta-Bawen
- Tol Akses Pelabuhan Patimban
- Tol JORR Elevated Cikunir-Ulujami
Skema Baru KPBU
Pemerintah akan bentuk skema KPBU baru untuk sektor infrastruktur.
Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur (DJPI) Rachman Arief Dienaputra mengatakan, berdasarkan arahan Menteri PU Dody Hanggodo, pemerintah tidak lagi memberikan dukungan konstruksi pada skema KPBU.
“Pak Menteri sudah menegaskan untuk KPBU tidak ada dukungan pemerintah dukungan konstruksinya. Jadi harus kita mengandalkan dari tarif,” katanya saat ditemui di kantornya, Jakarta Selatan, Selasa (19/08/2024).
Baca juga: Tol Kediri-Tulungagung Garapan Gudang Garam Jadi Prioritas Tahun 2026
Sementara pemerintah akan memberikan dukungan konstruksi dalam bentuk lain, yakni pengembangan kawasan.
Diharapkan lewat pengembangan kawasan, proyek jalan tol akan ramai pengguna dan memberikan balik modal yang signifikan kepada badan usaha.
“Artinya supaya dapat benefit dari pengembangan kawasan untuk meningkatkan tarif tol sampai mengurangi konsesi,” jelasnya.
Sementara saat ini, proyek jalan tol yang tengah disiapkan untuk dilelang, antara lain Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi dan Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap (Getaci).
Sebagai informasi, berdasarkan Buku II Nota Keuangan beserta RAPBN TA 2026, pemerintah diketahui akan membangun jalan tol baru sepanjang 28,19 kilometer pada 2026.
Pemerintah juga akan melaksanakan pembangunan jalan nasional sepanjang 194,75 kilometer, preservasi jalan nasional sepanjang 1.507,08 kilometer, dan pembangunan jembatan sepanjang 3.954,74 meter.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!