Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Puluhan Siswa Seberangi Sungai untuk ke Sekolah

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

PESANGGARAN, Jawa Pos Radar Genteng – Puluhan siswa yang tinggal di Afdeling Pal Empat dan Afdeling Pal Enam, Dusun Sumberjambe, Desa Kandangan, Kecamatan Pesanggaran, harus berjuang keras untuk bisa sekolah, Rabu (10/5). Mereka harus berjalan menyeberangi sungai karena jembatan yang menjadi akses satu-satunya menuju ke sekolah jebol diterjang banjir pada Selasa (9/5).

Jembatan di Sungai Karangtambak yang menghubungkan dua afdeling dengan pusat Desa Kandangan itu tak mampu menahan luapan air sungai. Padahal, jembatan itu baru dibangun warga secara gotong royong bersama anggota kepolisian dan TNI pada Oktober 2022. “Jembatan jebol, anak sekolah yang biasa lewat situ (jembatan) harus menyeberangi sungai,” kata Kepala Desa Kandangan, Riyono pada Jawa Pos Radar Genteng.

Untungnya, terang dia, air sungai yang sebelumnya meluap nyaris menutup badan jembatan pada Selasa itu, kini sudah mulai surut. Sehingga, para siswa masih bisa melintas dengan turun ke sungai. “Pagi ini aliran sungai sudah surut, kemarin anak-anak ada yang tidak bisa sekolah,” paparnya.

Para siswa yang tinggal di Afdeling Pal Empat dan Enam itu, jelas dia, sekolah mulai TK, SD, dan SMP. Sekolahnya, berada di luar kampungnya. “Meski air sungai surut, ketinggian sampai betis orang dewasa,” jelasnya.

Selain diawasi oleh sejumlah orang tuanya, jelas dia, saat menyeberangi sungai itu para siswa harus bergandengan tangan. Juga ada diantara orang tua itu menggendong anaknya saat menyeberangi sungai. “Nanti kalau waktu pulang sekolah, para orang tua itu akan menunggu di sungai itu,” terangnya.

Jarak sekolah para siswa itu, jelas dia, termasuk lumayan jauh. Untuk anak yang sekolah di TK, lokasinya berada di Dusun Sumberjambe dengan jarak sekitar tujuh kilometer. Untuk yang sekolah SD, semua di SDN 6 Kandangan berjarak sekitar dua kilometer. “Kalau yang SMP di SMPN 1 Pesanggaran, jaraknya sekitar 12 kilometer,” ungkapnya.

Di antara para siswa itu, jelas dia, ada yang ke sekolah naik motor. Saat menyeberangi sekolah, motornya itu oleh warga ditolong dengan cara dipanggul. “Motornya digendong warga,” katanya.

Kesulitan yang dialami para siswa menuju sekolah, tak berhenti hanya melintasi Sungai Karangtambak saja. Mereka harus berjalan kaki dengan jarak yang terbilang cukup jauh untuk sampai sekolah. “Saat jembatan darurat masih berdiri tegak, siswa diantar oleh wali murid melintasi jembatan menggunakan kendaraan motor,” ujarnya.(sas/abi)

source