Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Raih Penghargaan Mendagri

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

pengahggaanBWI Juara II Nasional Pengelolaan Air Bersih
BANYUWANGI – Prestasi mentereng kembali diraih Banyuwangi. Kali ini kabupaten ujung timur Pulau Jawa ini meraih juara dua di bidang pengelolaan air bersih dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

Penyerahan penghargaan prestisius tersebut disaksikan menteri Dalam Negeri (Medagri) Thahjo Kumolo di Balai Kota Surabaya kemarin (12/3). Bupati Abdullah Azwar Anas mengatakan, penghargaan tersebut diberikan lantaran Banyuwangi diniai mampu memberdayakan masyarakat dalam mengelola air minum. Pengelolaan air minum itu dilakukan kelompok masyarakat yang tergabung dalam Himpunan Penduduk Pengelola Air minum (HIPPAM).

Anas menuturkan, Pemkab Banyuwangi bertugas membangun sarana dan prasarana air bersih di Bumi Blambangan. Selanjutnya, pengelolaan sarana dan prasarana itu dilakukan HIPPAM. HIPPAM yang mengatur pendistribusian air bersih tersebut ke rumah-rumah penduduk. “Di sini poin pemberdayaan masyarakat kita dinilai berhasil,” ujarnya. Menurut Anas, sinergi pemkab dan HIPPAM telah dilakukan selama tiga tahun.

Pemkab mendanai pembangunan sarana air bersih, mulai pembuatan sumur bor, tempat penampungan air, hingga jaringan induk air tersebut. Selebihnya, kata Anas, HIPPAM yang membangun jaringan air ke rumah penduduk. HIPPAM bersama masyarakat bertanggung jawab mengelola dan mengembangkarnnya. Mereka pun secara otomatis berusaha menjaga lingkungan sekitar agar sumber air tetap mengalir, salah satunya dengan menanam pohon,” kata dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga, Cipta Karya, dan Tata ruang (PU-BMCKTR) Banyuwangi, Mudjiono menambahkan, pemkab telah membangun 114 sarana air bersih di seluruh Banyuwangi. Seluruh sarana air bersih tersebut telah dikelola HIPPAM. Menurut Mudjiono, sarana air bersih itu tersebar di seluruh wilayah Banyuwangi, khususnya di daerah yang rawan kekurangan air bersih, misalnya wilayah tandus, wiayah pegunungan, dan daerah yang teksturnya lempung.

Masih kata Mudjiono, hingga tahun 2014 sebanyak 114 sarana dan prasaran air bersih tersebut sudah tersambungkan ke rumah penduduk. Jumlah pelanggan HIPPAM tersebut jauh lebih banyak dibanding pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang hanya mencapal 49.828 sambungan. “Memang kami telah sinkronisasi dengan PDAM lokasi mana yang akan dikembangkan (penyediaan sarana dan prasarana air bersih. red),” pungkasnya. (radar)