Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Ribuan Kendaraan Terjebak di Banyuwangi, Apa yang Sebenarnya Terjadi di Pelabuhan Ketapang?

ribuan-kendaraan-terjebak-di-banyuwangi,-apa-yang-sebenarnya-terjadi-di-pelabuhan-ketapang?
Ribuan Kendaraan Terjebak di Banyuwangi, Apa yang Sebenarnya Terjadi di Pelabuhan Ketapang?

radarbanyuwangi.jawapos.com – Kemacetan parah melanda akses menuju Pelabuhan ASDP Ketapang, Banyuwangi, dalam beberapa hari terakhir.

Antrean kendaraan logistik maupun pribadi memanjang hingga puluhan kilometer dari dua arah sekaligus, utara dan selatan.

Kondisi ini memicu pertanyaan besar dari masyarakat, mengapa volume kendaraan meningkat tajam, namun jumlah kapal justru berkurang?

Baca Juga: Nasib Pilu Farel Prayoga: Pernah Guncang Istana, Kini Melarat, Disiksa Ibu Tiri, Ayah Terjerat Judol

Penurunan Jumlah Kapal, Imbas dari Pemeriksaan Keselamatan

Berbeda dari kenaikan jumlah kendaraan, penurunan jumlah kapal yang beroperasi di Pelabuhan Ketapang justru disebabkan oleh kebijakan keselamatan transportasi laut.

Hal ini bermula dari insiden yang melibatkan kapal KMP Tunu Pratama Jaya, yang kemudian memicu tindakan preventif oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Laut.

Pemerintah melalui Dirjen Hubla melakukan inspeksi menyeluruh terhadap armada kapal yang melayani lintas Selat Bali.

Tujuannya adalah untuk memastikan seluruh kapal dalam kondisi laik laut. Dampaknya, sejumlah kapal harus dihentikan sementara operasinya sampai dinyatakan aman.

Baca Juga: Inspeksi Kapal Picu Chaos di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi, Ini Penjelasan Kemenhub dan Langkah Penanganan di Lapangan

Lalu Lintas Lumpuh, Kerugian Meningkat

Kondisi ini memicu antrian ekstrem, seperti yang dialami para sopir truk logistik yang mengaku terjebak hingga lebih dari 30 jam hanya untuk mencapai kantong parkir pelabuhan.

Akibatnya waktu tempuh menjadi tidak efisien, biaya operasional meningkat tajam, dan potensi kerugian pengusaha dan pekerja logistik naik signifikan.

Bahkan, warga biasa seperti Wahyu, warga Banyuwangi yang pulang dari Surabaya, juga ikut terjebak belasan jam hanya dalam perjalanan lokal karena dampak kemacetan total tersebut.

Baca Juga: Ketapang Banyuwangi Lumpuh Total, Deretan Tragedi Kemacetan 3 Tahun Terakhir yang Bikin Sopir Menjerit

Antisipasi dan Rekayasa Lalu Lintas

Pihak Polresta Banyuwangi dan Dinas Perhubungan telah menurunkan puluhan personel untuk mengatur lalu lintas, terutama di titik-titik rawan seperti jalur lingkar Ketapang dan jalur dari arah Waduk Bajulmati.


Page 2


Page 3

radarbanyuwangi.jawapos.com – Kemacetan parah melanda akses menuju Pelabuhan ASDP Ketapang, Banyuwangi, dalam beberapa hari terakhir.

Antrean kendaraan logistik maupun pribadi memanjang hingga puluhan kilometer dari dua arah sekaligus, utara dan selatan.

Kondisi ini memicu pertanyaan besar dari masyarakat, mengapa volume kendaraan meningkat tajam, namun jumlah kapal justru berkurang?

Baca Juga: Nasib Pilu Farel Prayoga: Pernah Guncang Istana, Kini Melarat, Disiksa Ibu Tiri, Ayah Terjerat Judol

Penurunan Jumlah Kapal, Imbas dari Pemeriksaan Keselamatan

Berbeda dari kenaikan jumlah kendaraan, penurunan jumlah kapal yang beroperasi di Pelabuhan Ketapang justru disebabkan oleh kebijakan keselamatan transportasi laut.

Hal ini bermula dari insiden yang melibatkan kapal KMP Tunu Pratama Jaya, yang kemudian memicu tindakan preventif oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Laut.

Pemerintah melalui Dirjen Hubla melakukan inspeksi menyeluruh terhadap armada kapal yang melayani lintas Selat Bali.

Tujuannya adalah untuk memastikan seluruh kapal dalam kondisi laik laut. Dampaknya, sejumlah kapal harus dihentikan sementara operasinya sampai dinyatakan aman.

Baca Juga: Inspeksi Kapal Picu Chaos di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi, Ini Penjelasan Kemenhub dan Langkah Penanganan di Lapangan

Lalu Lintas Lumpuh, Kerugian Meningkat

Kondisi ini memicu antrian ekstrem, seperti yang dialami para sopir truk logistik yang mengaku terjebak hingga lebih dari 30 jam hanya untuk mencapai kantong parkir pelabuhan.

Akibatnya waktu tempuh menjadi tidak efisien, biaya operasional meningkat tajam, dan potensi kerugian pengusaha dan pekerja logistik naik signifikan.

Bahkan, warga biasa seperti Wahyu, warga Banyuwangi yang pulang dari Surabaya, juga ikut terjebak belasan jam hanya dalam perjalanan lokal karena dampak kemacetan total tersebut.

Baca Juga: Ketapang Banyuwangi Lumpuh Total, Deretan Tragedi Kemacetan 3 Tahun Terakhir yang Bikin Sopir Menjerit

Antisipasi dan Rekayasa Lalu Lintas

Pihak Polresta Banyuwangi dan Dinas Perhubungan telah menurunkan puluhan personel untuk mengatur lalu lintas, terutama di titik-titik rawan seperti jalur lingkar Ketapang dan jalur dari arah Waduk Bajulmati.