Tayang: Kamis, 7 November 2024 12:04 WIB
Istimewa/TribunJatim.com
Festival Ngopi Sepuluh Ewu digelar di sepanjang jalan utama Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (6/11/2024) malam.
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Aflahul Abidin
TRIBUNJATIM.COM, BANYUWANGI – Digelar rutin sejak tahun 2014, Festival Ngopi Sepuluh Ewu (minum sepuluh ribu kopi) telah menjadi event yang dinanti para wisatawan.
Ribuan orang selalu memadati perayaan tradisi ngopi warga suku Osing Banyuwangi tersebut.
Ngopi Sepuluh Ewu rutin digelar Desa Adat Kemiren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, Jawa Timur.
Warga desa yang sebagian besar suku Osing Banyuwangi ini memiliki tradisi Ngopai (ngopi-minum kopi).
Kopi bisa dibilang suguhan wajib kepada tamu saat berkunjung ke rumah warga Kemiren.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, Festival Ngopi Sepuluh Ewu digelar di sepanjang jalan utama Desa Kemiren, Rabu (6/11/2024) malam.
Deretan rumah warga di desa adat disulap menjadi warung kopi dadakan.
Di teras-teras rumah yang diubah menjadi area lesehan dan meja-meja, warga menyuguhkan kopi dalam cangkir-cangkir yang diwariskan secara turun-temurun.
Para pengunjung disambut dengan beragam pilihan kopi, mulai dari arabika dan robusta hingga house blend khas racikan warga.
Tak hanya kopi, aneka jajanan tradisional juga menemani momen kebersamaan ini.
Suasana yang dihadirkan festival tersebut, menjadikan Festival Ngopi ini menjadi ajang ngumpul bareng bersama kawan lama.
Merantau di Palangkaraya, Putra Pengayoman mengaku dirinya bersama kawan lama diundang warga asli Kemiren, Suroso yang dulu pernah menjadi induk semang (orang tua asuh) sewaktu sekolah.
“Selalu senang kembali ke Festival Ngopi. Alhamdulillah, kami sengaja buat acara temu kangen bareng teman sekolah dan berkunjung ke rumah pak Osok, Kami bercengkrama dan ngobrol banyak sambil mengenang masa lalu,” ujar Ayom.
Baca juga: Ada 150 Menu Makanan Yogya hingga Solo Manjakan Lidah Warga Surabaya di Festival Kuliner Joglo Semar