Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Riky Sadewa Bimantara, Rising Star Atlet Tenis Meja Banyuwangi

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

rikySempat Hijrah Bela Denpasar untuk Juara Nasional

JARUM jam sudah menunjuk pukul 20.05. Arus lalu lintas di jalan-jalan sudah mulai sepi. Apalagi, hujan terusmengguyur meski hanya rintik-rintik malam itu. Semilir angin malam semakin menambah warga memilih berlindung di dalam rumah. Namun, situasi malam itu tampaknya tidak berlaku di salah satu sudut perumahan GGM Dusun Resomulyo,Desa Genteng Wetan, Kecamatan Genteng. Sebab, setiap malam lokasi itu tidak pernah sepi.

Ya, memang, salah satu sudut perumahan yang tak jauh dari jembatan yang dikenal sebagai Sasak Mayit itu selalu ramai karena aktivitas latihan tenis meja. Mulai dari kalangan muda hingga para sesepuhberlatih secara bergantian. Khusus junior, latihan tenis meja itu bukan sekadar untuk mencari keringat. Sebab, memang berlatih tenis meja itu dalam rangka murni mengejar prestasi. 

Sebaliknya, bagi orang tua, warga setempat hanya meramaikan acaraKhusus pada malam itu, sejumlah petenis kecil antusias berlatih. Apalagi, waktu itu mereka menerima ilmu langsung dari pelatih asal Surabaya. Kesempatan itu tidak disia-siakan empat petenis junior dari berbagai kelompok umur itu. Di sela-sela berlatih, sejumlah warga tampak menyaksikan dengan raut penuh ketegangan.

Bahkan, sesekali dari sekumpulan warga itu geleng-geleng. Sebagian warga yang menonton sambil cangkruk minum kopi itu nyeletuk. ‘’Anak-anak bagus seperti ini kok dibiarkan,” seloroh warga kala itu. Memang, satu dari empat anak-anak itu memang sudah banyak menggondol medali di berbagai even. Bukan hanya level regional, melainkan sudah menembus skala nasional. Dia adalah Riky Sadewa Bimantara.  

Sudah banyak piala yang menjadi koleksi pribadi di rumahnya. Tak ayal, pamor siswa kelas enam SD itu sudah tidak terbantahkan di Bumi Blambangan. Keahliannya dalam bermain bola pingpong di atas meja tidak diragukan lagi. Hasilnya, putra bungsu pasangan suami istri (Pasutri) Agus Nursalim, 41, Dewi Okta Indarsih, 37, itu tampil oke di berbagai kejuaraan, baik level lokal maupun nasional.

Setiap mengikuti even kejuaraan, adik kandung Sultan Ali Sadewa itu nyaris tidak pernah gagal meraih juara. Selain mempunyai bakat sejak kecil, dia konsisten berlatih. Porsi latihan pun hingga larut malam.Latihan rutin itu bertujuan mengasah skill. Tapi ternyata latihan keras itu belum cukup. Sebab, dengan latihan berat, kondisi tubuh bisa kelelahan.  

Nah, untuk menjaga stamina agar tidak loyo saat pagi hari, maka dua saudara tersebut rutin mengonsumsi susu. Susu itu diminum pasca latihan. Semua itu jelas membutuhkan biaya yang tidak sedikit.  Tetapi, segala pengorbanan itu tidak akan sia-sia. Pasalnya, segala kerja keras itu benarbenar membuahkan hasil. Prestasi itu jelas mengangkat nama harum Banyuwangi sebagai kota kelahirannya. Kiprah dia dalam dunia tenis meja memang moncer.

Namun, siapa sangka, dia pernah tidak membawa panji Banyuwangi dalam kejuaraan tingkat nasional. Dia memilih memperkuat PTM Rajawali, PTMSI Denpasar, Bali, dalam kejuaraan Tenis Meja Open Se- Indonesia memperebutkan Piala Bupati Ke-15 yang digeber di Singaraja, Bali. Hasilnya, dia berhasil menjadi yang terbaik dalam even yang digelar beberapa waktu lalu. Dengan demikian, prestasi yang dia  ukir jelas membawa nama harum Denpasar bukan Banyuwangi. Mengapa putra asli Kota Gandrung itu memilih membela daerah lain? 

Sebab, Banyuwangi absen dalam ajang itu. Padahal, even tersebut sangat berarti demi terus mengasah jam terbang. ‘’Karena Banyuwangi tidak ikut, anak saya ditawari Denpasar. Tanpa pikir panjang, saya ikutkan saja dan menang,” kata Agus Nursalim, orang tua Riky Sadewa Bimantara. Menurut dia, sebetulnya banyak atlet tenis meja potensial di Banyuwangi. Hanya saja, kiprah mereka tidak banyak diketahui. ‘’Banyuwangi itu gudangnya atlet. Emaneman kalau sampai mati suri,” pungkasnya. (radar)