Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Sandera Tangki, 7 Mahasiswa Diamankan

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

sanderaKALIPURO – Demonstrasi menolak kon ferensi Organisasi Perdagangan Dunia atau World Trade Organization (WTO) berakhir bentrok antara demonstran dengan aparat kemarin (3/12). Pemicunya, massa yang berasal dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Gerakan Mahasiswa Nasionalis Indonesia (GMNI), dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang tergabung dalam Forum Ci payung, tersebut menyandera truk tangki pengangkut bahan bakar minyak (BBM) milik Pertamina.

Tidak hanya itu, truk tangki berkapasitas 32.000 liter itu dipaksa parkir melintang hingga menutup seluruh badan jalan yang merupakan akses menuju Pelabuhan Ketapang dan Depo Pertamina, yakni di Jalan Gatot Subroto, Desa Ketapang, Kecamatan Kalipuro. Petugas semakin terprovokasi lantaran kunci truk tangki sepanjang 16 meter yang diparkir melintang tepat di pintu masuk Jalan Tembus Ketapang tersebut diambil mahasiswa. Tak ayal, sopir truk tak bisa melanjutkan perjalanan hingga mengakibatkan jalan utama jurusan Banyuwangi-Situbondo tersebut macet.

Aksi demonstrasi kali ini sudah memanas ketika demonstran berupaya menerobos barikade polisi yang berbaris di tengah jalan, tepatnya 200 meter sebelah selatan Pelabuhan Ketapang. Langkah itu dilakukan aparat demi mencegah mahasiswa menuju pelabuhan kebanggaan masyarakat Banyuwangi tersebut. Aksi saling dorong antara mahasiswa dan polisi pun tidak bisa dihindarkan. Gagal menembus barikade aparat, mahasiswa memilih balik kanan. Massa bergeser menuju Jalan Tembus Ketapang.

Di tengah perjalanan, rombongan mahasiswa berpapasan dengan truk tangki yang hendak mengantar premium ke SPBU Karangsari, Kecamatan Sempu, dan SPBU Benelan Kidul, Kecamatan Singojuruh. Spontan, sejumlah mahasiswa meng hadang truk pengangkut BBM tersebut. Massa lantas menyandera truk dan memaksa so pir mengangkut mereka. Selanjutnya, para aktivis mahasiswa itu memerintah sang sopir memarkir truk tangki yang tengah mengangkut 16 ribu liter premium itu di tengah Jalan Gatot Subroto, tepat di depan jalan masuk menuju Jalan tembus Ketapang.

Belum berhenti di situ, salah satu mahasiswa mengambil kunci kontak truk tangki tersebut. Hal inilah yang memicu bentrok antara polisi dan mahasiswa. Sebab, saat polisi memaksa mahasiswa mengembalikan kunci, tidak satupun mahasiswa yang mengaku mengambil kunci tersebut. Sejumlah mahasiswa justru terlibat adu fisik dengan polisi. Akibatnya, tujuh mahasiswa yang ditengarai memicu bentrok dan yang diduga kuat mengambil kunci truk tangki diamankan petugas.

Informasi yang berhasil dikumpulkan wartawan Jawa Pos Radar Banyuwangi, tujuh mahasiswa yang diamankan petugas tersebut adalah Bekti Ari Kuswanto, Trias Hanas, Ab dul Haris, dan Umro (PMII); Yoyok dan Nuril (HMI); dan Wahyu (GMNI). Sementara itu, akibat penyanderaan truk tangki itu, arus lalu-lintas di ruas jalan utama Banyuwangi-Situbondo yang juga merupakan akses menuju Pelabuhan Ketapang dan Depo Pertamina macet total selama sekitar 20 menit. Aksi itu sempat memancing amarah warga setempat dan pengguna jalan.

Bahkan, salah satu warga langsung melayangkan protes kepada demonstran yang dianggap telah menghalangi jalan tersebut. “Kalau demonstrasi membela rakyat, jangan seperti ini caranya. Kalau memblokade jalan seperti ini, rakyat kecil seperti kami yang dirugikan,” ujar warga kepada para demonstran. Koordinator aksi, Romi Syahroni mengatakan, rencana awal pihaknya berniat menggelar aksi damai menolak konferensi WTO di depan Pelabuhan Ketapang. Namun, sekitar 200 meter sebelum Pelabuhan Ketapang, aparat menutup jalan.

Romi mengaku, pihaknya sudah melakukan negosiasi dengan aparat agar diizinkan melanjutkan perjalanan menuju Pelabuhan Ketapang. Sayang, negosiasi itu gagal. Mahasiswa tetap dilarang menuju pelabuhan tersebut. “Karena itu, kami balik kanan dan berniat putar arah menuju Pelabuhan Ketapang melalui Jalan Lingkar. Di tengah perjalanan, kami berpapasan dengan truk tangki. Teman-teman berniat men jadikan truk tangki itu sebagai panggung orasi. “Tetapi, kenyataannya terjadi ricuh seperti ini.

Mungkin ini akibat miskomunikasi antara masa aksi dan aparat,” jlentrehnya. Menurut Romi, akibat kejadian tersebut, tujuh rekannya diamankan polisi. Rinciannya, empat mahasiswa asal PMII, dua mahasiswa asal HMI, dan seorang asal GMNI. “Ada tujuh rekan kami yang diamankan aparat,” kata dia. Romi mengutarakan, penolakan terhadap konferensi WTO yang berlangsung di Bali itu di lakukan lantaran Indonesia belum siap menghadapi era pasar bebas.

Sementara itu, dikonfirmasi saat memimpin pasukannya mengamankan demonstrasi kemarin, Wakapolres Banyuwangi Kompol Agus Widodo mengatakan, berdasar laporan awal, polisi mengamankan tiga mahasiswa yang ditengarai mengambil kunci truk tangki dan yang menjadi pemicu bentrok fisik. “Kita akan cek di mana kunci tersebut. Sebab, kunci kontak yang digunakan sopir melanjutkan perjalanan ada lah kunci serep,” cetusnya.

Wakapolres Agus menambahkan, pihaknya sebenarnya sudah memberi massa kesempatan berorasi di jalan se kitar 200 meter sebelum Pelabuhan Ketapang. Polisi memberi kesempatan massa berorasi lantaran saat itu arus kendaraan masih bisa di alihkan melalui Jalan Lingkar. “Tetapi aksi malah dilanjutkan di simpul jalan. Sehingga, kendaraan dari arah mana pun tidak bisa bergerak. Yang kami khawatirkan, distribusi BBM ke Jember terhambat,” pungkasnya. (radar)