BANYUWANGI – Pembangunan Jalan Lintas Timur (JLT) Banyuwangi yang dirintis pada era Bupati Ratna Ani Lestari akhirnya dilanjutkan setelah sempat mandek beberapa tahun.
Jalan yang membentang dari wilayah Kelurahan Lateng hingga kawasan pintu masuk Pantai Boom itu ditingkatkan dari jalan lapis penetrasi makadam (lapen) dan tanah menjadi jalan hot mix pada tahun ini.
Papan pengerjaan proyek fisik sudah terpasang di pintu masuk jalan tersebut, tepatnya sekitar seratus meter di depan gerbang masuk kawasan Pantai Boom, Banyuwangi, kemarin (17/4). Setelah ditelusuri, permukaan Jalan Ikan Buntak tersebut sudah mulai diratakan.
Berdasar papan proyek, pengerjaan jalan itu dilakukan PT Pilar JIatim Perkasa dengan nilai kontrak sebesar Rp 5,4 miliar. Waktu pelaksanaan proyek miliaran rupiah tersebut mencapai 150 hari kalender alias 5 bulan. Artinya, pembangunan jalan yang digadang-gadang menjadi solusi kemacetan kendaraan di pusat Kota Banyuwangi itu akan tuntas September mendatang.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Cipta Karya dan Penataan Ruang (CKPR) Banyuwangi Mujiono membenarkan ILT yang melintasi kawasan pantai timur Banyuwangi tersebut mulai dikerjakan. Selain ILT, proses serupa juga telah dilakukan di sekitar 50 titik jalan yang lain.
Mujiono menuturkan, proses lelang pembangunan 50 titik jalan mulai tuntas. Contohnya jalan lintas timur (ILT) Kota Banyuwangi, jalan jurusan Tembokrejo- Muncar, dan lain-lain. Bahkan, surat perintah mulai kerja (SPMK) 50 titik jalan tersebut sudah diterbitkan.
“Setelah SPMK terbit, dilakukan pengukuran dahulu, setelah itu dilakukan kegiatan tambal sulam. Selanjutnya mulai di-hot mix. Diprediksi satu bulan proses overlay menggunakan hot mix sudah mulai,” kata dia Jumat (13/4).
Sementara itu, Komisi IV turun lapangan memantau proses pembangunan jalan di tiga titik kemarin. Selain ILT, pemantauan juga dilakukan pada proses pembangunan jalan di Kecamatan Muncar dan Kecamatan Sempu.
Sekretaris Komisi IV Salimi mengingatkan pihak pelaksana proyek dan konsultan ddak main-main dalam mengerjakan pembangunan yang dibiayai uang rakyat. Sebab, saat melakukan pemantauan di lapangan kemarin pihaknya menemukan indikasi pengerjaan jalan di Kecamatan Muncar yang tidak sesuai dengan besaran teknis (bestek) yang ditentukan.