Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Serangan Semakin Menggila, Pemerintah Diminta Turun

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Canot di tanaman jagung miliknya yang habis setelah diserang hama tikus di Desa Sambimulyo, Kecamatan Bangorejo, kemarin (7/6). Foto ; radarbanyuwangi.jawapos.com

Serangan tikus pada tanaman pertanian di sejumlah desa yang ada di Kecamatan Bangorejo, masih terus meningkat. Meski itu sudah sering terjadi, tapi kali ini oleh petani dianggap lebih ganas dan semakin menggila.

Sebagian petani mengganggap tikus ini murni satwa pengerat, sedang petani lainnya menyatakan ini fenomena yang berkaitan dengan mitos, tikus yang menyerang bukan tikus pada umumnya.

Makanya, para petani tidak mau menanam jagung lagi. “Yang pasti petani sangat dirugikan,” cetus Canot, 48, petani asal Desa Sambimulyo, Kecamatan Bangorejo.

Canot mengaku serangan hama tikus ini dirasakan selama setahun terakhir. Dan serangan kali ini, dianggap lebih cepat dan ganas.

“Yang diserang itu benih yang baru ditanam, sekarang benih ditabur, besuk pagi sudah habis,” terang Canot kepada RadarBanyuwangi.id.

Tidak hanya benih yang dimakan tikus, Canot menyebut jagung yang sudah siap dipanen juga tidak luput dari serangan hama tikus ini. “Jagung-jagung yang akan dipanen habis dimakan tikus,” ungkapnya.

Saat ini, terang dia, warga trauma. Untuk sementara tidak menanam jagung. Sebab, benih yang akan ditabur hanya akan menjadi makanan tikus.

“Sawah satu petak ini sudah ditabur benih jagung, lihat kosong karena benihnya dimakan tikus semua. Harusnya tanaman jagungnya sudah tinggi,” ujarnya sembari menunjuk ke salah satu petak sawah.

Canot menyebut serangan hama yang menyerang tanaman di Desa Sambimulyo, itu sudah sangat serius. Untuk masalah ini, pemerintah harusnya tanggap dan turun ke lapangan untuk membantu para petani. “Pemerintah harus turun dan membantu petani,” pintanya.

Petani lainnya, Saido, 60, menyampaikan saat ini para petani resah karena tanaman jagungnya gagal panen.

Tikus yang menyerang ini jumlahnya sangat banyak, dan petani kewalahan mengatasinya. “Ada yang melihat petani saat menyerang malam hari, saat datang seperti barisan ternak yang digembalakan,” ungkapnya.

Kepala Desa Sambimulyo, Andik Santoso mengatakan serangan tikus yang menyerang tanaman jagung milik para petani itu dianggap cukup parah. Di Dusun Kedungrejo, Desa Sambimulyo sawahnya banyak yang rusak. “Sawah di sebelah barat kantor desa itu banyak yang rusak,” katanya.

Andik mengaku belum mengintruksikan pada petani untuk melakukan pembasmian secara masal. Itu dilakukan karena masih menghormati kepercayaan sebagian warga kalau tikus bukan hama sembarangan.

“Ada yang percaya ini soal goib, kami sudah berkoordinasi dengan sesepuh desa,” katanya.

Untuk pembasmian massal, Andik menyebut tidak bisa disamakan dengan kejadian beberapa puluh tahun lalu. Dulu bila ada serangan hama, persawahan sebagian besar masih berupa tanaman padi, sehingga bisa dilakukan dengan mudah tanpa terhalang pagar.

“Sekarang banyak yang ditanami jeruk dan berpagar, kalau dilakukan grosokan sulit dilakukan karena tikus bisa lari ke kebun jeruk,” jelasnya.

Sementara itu, petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Bangorejo, Malik menyatakan munculnya hama ini sebenarnya bisa diprediksi atau dicegah.

Yakni melalui pengkondisian sanitasi yang memenuhi syarat. Selain itu, pengendalian hama yang tepat guna, yakni penggunaan predator alam seperti ular dan burung hantu.

Sayangnya, banyak petani kurang tanggap akan kondisi ini. “Saya selalu mewanti-wanti di setiap pertemuan kalau sanitasi lingkungan sangat penting,” jelasnya.

Malik menyebut di wilayah Kecamatan Bangorejo itu total luasan sawah sekitar 3.748 hektar. Dari jumlah itu yang terdampak hama tikus hanya 2,5 hektar, dengan intensitas satu hektar berat, setengah hektar sedang, dan selebihnya ringan.

Sedangkan untuk persawahan, yang terancam mencapai delapan hektar. “Ini yang kami pantau di Desa Sambirejo, Kecamatan Bangorejo,” jelasnya.(sli/abi)(bw/sli/als/JPR)

Sumber : https://radarbanyuwangi.jawapos.com/read/2021/06/10/266942/serangan-semakin-menggila-pemerintah-diminta-turun