ngopibareng.id
Skrining Riwayat Kesehatan merupakan salah satu layanan bagi peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Fitur ini sebagai upaya deteksi dini penyakit dan dirancang untuk mengidentifikasi potensi risiko penyakit, khususnya penyakit kronis, sejak dini.
Kepala BPJS Kesehatan Cabang Banyuwangi, Titus Sri Hardianto, mengatakan, melalui skrining ini, kondisi kesehatan individu dapat dipantau lebih awal, sehingga penanganan dapat diberikan secara tepat untuk mencegah timbulnya komplikasi di masa mendatang.
“Seluruh peserta JKN yang telah berusia 15 tahun dapat melakukan skrining riwayat kesehatan. Pemeriksaan ini dapat dilakukan satu kali dalam setahun yang berguna untuk mendeteksi risiko penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes melitus, penyakit ginjal kronis, dan penyakit jantung iskemik,” jelas Titus, Jumat, 5 September 2025.
Peserta JKN dapat melakukan skrining riwayat kesehatan secara online melalui Aplikasi Mobile JKN atau bisa juga mengakses melalui web dengan alamat https://webskrining.bpjs-kesehatan.go.id/skrining. Aplikasi ini dapat diunduh secara gratis melalui App Store dan Playstore.
Bagi peserta JKN yang tidak memiliki ponsel pintar atau terkendala akses online, program skrining riwayat kesehatan dapat dilakukan dengan datang langsung ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) terdaftar. Kemudian konfirmasi untuk melakukan skrining, mengikuti prosedur pemeriksaan.
“Jika hasil skrining menunjukkan adanya risiko penyakit, peserta dapat segera berkonsultasi dengan dokter untuk penanganan lebih lanjut,” jelasnya.
Melalui Skrining Riwayat Kesehatan, BPJS Kesehatan mengharapkan masyarakat lebih menyadari pentingnya mencegah penyakit sejak dini. Program ini tidak hanya menyediakan informasi yang bermanfaat, tetapi juga mendorong setiap individu untuk menjadi lebih aktif dalam menjaga dan memantau kondisi kesehatannya sendiri.
Saat proses skrining, peserta akan diarahkan mengisi daftar pertanyaan data diri hingga nantinya IMT akan muncul secara otomatis. Kemudian akan ada pertanyaan mengenai riwayat penyakit diri sendiri dan riwayat kesehatan keluarga.
“Setelah mengisi semua pertanyaan peserta akan diberikan informasi kondisi apakah berisiko terkena penyakit kronis dengan tingkatan rendah, sedang, atau tinggi,” ungkap Titus.
Baca Juga
Salah satu Dokter Praktik Perorangan (DPP), Dokter Suswati Haniyah, 58 tahun, menyatakan, skrining kesehatan adalah bagian penting dari pelayanan promotif dan preventif di FKTP. Praktiknya secara aktif mendorong peserta JKN yang datang untuk tidak hanya fokus pada pengobatan, tetapi juga memanfaatkan fitur skrining kesehatan sebagai langkah untuk pencegahan penyakit.
“Saya selalu memberikan instruksi kepada asisten atau karyawan saya, jika pasien ataupun pendamping pasien datang bisa di skrining terlebih dahulu, kami arahkan untuk skrining melalui Aplikasi Mobile JKN. Namun, bagi pasien yang sudah lansia kami bantu skrining menggunakan media web dari BPJS Kesehatan,” ujar dokter yang merupakan DPP dengan capaian SRK tertinggi di Kabupaten Banyuwangi.
Dia mengungkapkan, banyak peserta yang sebelumnya tidak sadar bahwa gaya hidup berisiko tinggi mengalami penyakit kronis. Pasien yang mendapatkan hasil skrining dengan indikasi risiko sedang maupun tinggi terhadap penyakit kronis, tenaga medis akan memberikan konseling lanjutan guna mendapatkan penilaian dan penanganan lebih intensif.
“Pasien yang terdeteksi berisiko akan kami edukasi secara personal yaitu secara langsung dan secara online. Kami mempunyai grup WhatsApp, disana kami sering memberikan informasi edukasi terkait gaya hidup lebih sehat, cara pencegahan penyakit, maupun membagikan jadwal rutin senam ataupun kegiatan lainnya,” tambahnya.
Dia menghimbau seluruh warga Banyuwangi untuk lebih menjaga kesehatan dengan mengoptimalkan pemanfaatan layanan skrining riwayat kesehatan sebagai deteksi dini risiko penyakit dan menekan angka kematian. Ia juga mengajak masyarakat untuk menerapkan gaya hidup sehat secara konsisten seperti menjaga pola makan, istirahat yang cukup dan rutin berolahraga.