Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Budaya  

Slametan Kampung, Kirab Tumpeng Raksasa

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

TEGALDLIMO-Warga yang tinggal di tepi hutan wilayah Dusun Kutorejo, Desa Kalipait, Kecamatan Tegaldlimo, punya tradisi menarik dalam memperingati rejeban atau Isra Mikraj Nabi Muhamad. Mereka membuat tumpeng raksasa dan diarak dengan keliling kampung.

Tradisi yang selalu digelar bulan Rajab, itu sebagai rasa syukur atas melimpahnya hasil panen dengan simbol tumpeng raksasa. “Warga rutin menggelar tradisi ini setiap bulan Rajab,” cetus Wahyudi, 30, salah seorang tokoh pemuda Dusun Kutorejo, Desa Kalipahit.

Menurut Wahyudi, untuk membuat tumpeng raksasa itu menghabiskan dua kuintal beras. Dalam tumpeng itu, juga dilengkapi ingkung ayam kampung sebanyak 20 ekor, sepuluh kilogram telur, puluhan ikat sayur, serta ditambah rangkaian menu hasil bumi. “Ini murni swadaya dari masyarakat,” katanya.

Proses pembuatan tumpeng tersebut, terang dia, membutuhkan waktu sehari penuh. Meski awalnya merasa kesulitan, namun dengan bantuan warga pembuatan tumpeng dengan tinggi sekitar dua meter dan berat tiga kuintal itu akhirnya bisa diselesaikan. “Sore kita arak dan kita makan barengbareng,” ujarnya.

Kepala Desa (Kades) Kalipahit, Puput Hendri, mengatakan tradisi mengarak tumpeng raksasa itu tidak hanya sebagai wujud syukur warga. Tapi, terang dia, juga sebagai ajang mempererat jalinan silaturahmi antar sesama warga. “Penduduk ini berbagai suku dan agama,” terangnya.

Dengan kegiatan ini, Kades berharap bisa terus dilestarikan oleh masyarakat. Sehingga, ini bisa menjadi simbol pemersatu antar warga dan umat beragama. “ Saya sangat mengapresiasi kegiatan yang muncul dari warga ini,” ujarnya.(radar)