Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Stake Holder Kebencanaan di Banyuwangi Perkuat Kesiapan Hadapi Potensi Bencana Hidrometeorologi

stake-holder-kebencanaan-di-banyuwangi-perkuat-kesiapan-hadapi-potensi-bencana-hidrometeorologi
Stake Holder Kebencanaan di Banyuwangi Perkuat Kesiapan Hadapi Potensi Bencana Hidrometeorologi

ngopibareng.id

Banyuwangi Rabu, 05 November 2025 19:57 WIB

Untuk memastikan kesiapan menghadapi ancaman bencana Hidrometeorologi, seluruh stake holder di Banyuwangi mengikuti Apel Kesiapan Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi, Rabu, 5 November 2025. 

Apel digelar di halaman Polresta Banyuwangi dipimpin Kapolresta Banyuwangi, Kombes Pol. Rama Samtama Putra dan didampingi Wakil Bupati Banyuwangi Mujiono, perwakilan Forkopimda. Apel diikuti personel gabungan dari TNI-Polri, Basarnas, BPBD, PMI, taruna siaga bencana (Tagana), Dinas Kesehatan, Dinas Perhubungan, dan Satpol PP.

Rama, panggilan Kapolresta mengatakan, sinergi lintas sektor dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi yang berpotensi meningkat seiring datangnya musim hujan. Apel dilakukan untuk memperkuat kesiapsiagaan seluruh personel dan sarana prasarana dalam menghadapi ancaman bencana. 

“Diharapkan seluruh elemen sigap, cepat dan tepat dalam memberikan respons terhadap situasi bencana untuk menjamin keselamatan warga,” kata Kapolresta yang membacakan amanat Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo.

Data BMKG, saat ini 43,8 persen wilayah Indonesia telah memasuki musim hujan. Puncaknya diperkirakan terjadi pada November 2025 hingga Januari 2026. Fenomena La Nina juga diperkirakan berlangsung pada November 2025 hingga Februari 2026. Fenomenan ini akan berpengaruh terhadap meningkatnya intensitas hujan di atas normal.

Meningkatnya curah hujan tersebut berpotensi menyebabkan terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, angin puting beliung, hingga gelombang tinggi.

Menghadapi tantangan ini, Kapolresta, membeber langkah antisipatif yang akan dilakukan di Banyuwangi. Di antaranya, melakukan deteksi dini titik kerawanan bencana melalui kolaborasi bersama BMKG maupun stakeholder terkait lainnya.

Baca Juga

Sinergi lintas sektor juga akan diperkuat untuk memberikan kecepatan dan ketepatan respons, mulai dari evakuasi, penyaluran bantuan, pemberian trauma healing, hingga percepatan pemulihan ekonomi bagi masyarakat yang terdampak.

Wabup Banyuwangi Mujiono menambahkan, keberhasilan penanggulangan bencana sangat bergantung pada sistem dan dukungan sarana dan prasarana yang mumpuni. Koordinasi yang baik antar stakeholder dan masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana.

Untuk meningkatkan kesiapsiagaan warga, kata Mujiono, BPBD bersama dinas terkait rutin menggelar sosialisasi dan simulasi mitigasi bencana di wilayah rawan bencana.

“Bahkan anak-anak di Banyuwangi juga kita ajarkan budaya siaga bencana sejak dini melalui program tagana masuk sekolah (Tamasa) yang rutin kita gelar di sekolah-sekolah,” ujarnya.