Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Stok Beras Aman

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Persediaan beras selama Ramadan tahun ini diprediksi mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Banyuwangi. Betapa tidak, per Juni 2013, total stok beras di sejumlah gudang Badan Usaha Logistik (Bulog) yang tersebar di Bumi Blambangan mencapai 80 ribu ton. Padahal, jumlah kebutuhan masyarakat terhadap bahan pangan pokok tersebut sekitar 13 ribu ton per bulan.

Kabar baik lainnya, harga sejumlah bahan kebutuhan pokok selain beras, di antaranya minyak goreng (migor) curah, dan tepung terigu, cenderungstabil. Bahkan, harga gula pasir justru menurun sejak beberapa hari terakhir. Hal itu terungkap saat petugas Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Pertambangan (Disperindagtam) Banyuwangi menggelar pemantauan distribusi bahan kebutuhan pokok masyarakat sehari menjelang Ramadan kemarin (9/7).

Dipimpin kepala Disperindagtam Hary Cahyo Purnomo, petugas melakukan inspeksi di sejumlah distributor bahan pokok di kawasan pusat Kota Gandrung. Hasilnya, petugas mendapati ketersediaan bahan-bahan kebutuhan masyarakat mencukupi kebutuhan masyarakat. “Pendistribusian lancar. Kebutuhan masyarakat Banyuwangi tercukupi. Namun, kami akan tetap melakukan pemantauan, jangan sampai ada permasalahan di lapangan,” ujar Hary Cahyo.

Dalam pemantauan tersebut terungkap, harga minyak goreng (migor) curah cenderung stabil di kisaran Rp 8.700 hingga Rp 8.800 per Kilogram (Kg). Hal serupa juga terjadi pada tepung terigu. Harga tepung terigu kualitas “A” stabil sebesar Rp 162 ribu per sak (25 Kg), tepung terigu kualitas “B” sebesar Rp 157 ribu per sak, dan tepung terigu kualitas “C” sebesar Rp 137 ribu per Kg.

Bahkan, meskipun permintaan gula pasir cenderung meningkat sejak beberapa hari menjelang Ramadan kali ini, harga komoditas berasa manis itu justru turun sebesar Rp 200 per Kg. Jika sebelumnya harga gula pasir mencapai Rp 10.500 per Kg, sejak beberapa hari terakhir harganya turun menjadi Rp 10.500 per Kg. “Saat ini beberapa daerah mengalami musim giling gula pasir. Akibatnya pasokan gula pasir cukup melimpah, sehingga harganya turun,” kata Hary.

Uniknya, pada pemantauan distribusi bahan kebutuhan pokok kemarin petugas mendapati ketan impor asal Thailand dan Vietnam. Kemasan ketan impor tersebut tidak mencantumkan nomor pendaftaran barang (NPB). Karena itu, pihak Disperindagtam akan menindaklanjuti temuan tersebut dengan meminta penjelasan pemilik distributor yang berlokasi di jalan Ahmad Yani, Banyuwangi, tersebut.

Sesuai Undang-Undang (UU) Nomor 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen dan UU Nomor 7 Tahun 1997 tentang Pangan, imbuh Hary, pihaknya akan memanggil pemilik distributor yang menjual tepung terigu impor tersebut. “Untuk melindungi konsumen, kami akan meminta kejelasan pemilik distributor. Apakah ketan tersebut memenuhi persyaratan nomor registrasi barang dan mutu barang, ataukah tidak?” cetusnya. (radar)