Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Syukur Mantan PMI di Banyuwangi Kini Mampu Berdaya di Negeri Sendiri

syukur-mantan-pmi-di-banyuwangi-kini-mampu-berdaya-di-negeri-sendiri
Syukur Mantan PMI di Banyuwangi Kini Mampu Berdaya di Negeri Sendiri

BANYUWANGI, KOMPAS.com – Deretan produk kerajinan tangan hingga makanan berjejer rapi di area gelaran Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) tematik yang digelar Migrant Care dalam rangka memperingati Hari Pekerja Migran Sedunia (International Migrants Day/IMD).

Forum yang digelar di Banyuwangi pada 15-17 Desember 2025 itu diikuti para mantan pekerja migran dari berbagai daerah seperti Banyuwangi dan Jember (Jawa Timur), Indramayu (Jawa Barat), Wonosobo dan Kebumen (Jawa Tengah), Lombok Tengah (NTB), serta Lembata (Nusa Tenggara Timur). Mereka saling unjuk karya yang telah mereka perdagangkan.

Salah satu mantan PMI asal Banyuwangi, Dwi Surantini menceritakan bagaimana ia yang sebelumnya berangkat ke Malaysia sebagai pekerja rumah tangga, akhirnya bisa berdaya di kampung halamannya.

Baca juga: Nakes Diterjunkan Pascabanjir Banyuwangi, Bupati Ipuk: Prioritaskan Balita dan Lansia

“Saat itu saya memutuskan untuk pulang karena permintaan keluarga. Pulang ke Banyuwangi awalnya nganggur lalu saya gabung komunitas Desbumi (desa peduli buruh migran),” kata Dwi, Rabu (17/12/2025).

Di sana, ia mendapatkan tambahan wawasan dengan mengikuti berbagai pelatihan, di antaranya membuat produk, digital marketing, cara packing produk, hingga paralegal.

Baca juga: Kekompakan Warga dan TNI-Polri Atasi Saluran Irigasi Jebol di Banyuwangi

Karena ketertarikannya di bidang kuliner, ia kemudian memutuskan untuk mendalami cara pembuatan sambel dan peyek sebagai produk yang akan dijualnya.

Dwi berproses, dua tahun bergabung dengan Migrant Care, kini ia terus belajar untuk memperbaiki produk dan menguatkan penjualannya.

“Alhamdulillah Migrant Care cukup membantu karena kita juga dibantu mulai dari NIB sampai (sertifikat) halal. Usaha ini juga cukup membantu pemasukan keluarga,” tuturnya.

Sementara itu, dalam forum itu, para pekerja migran Banyuwangi mengungkap sejumlah persoalan buruh migran yang ada di Bumi Blambangan. Mulai dari sisi sosial, ekonomi, politik dan hukum.

Para buruh migran jarang bisa bersuara karena dianggap marjinal. Sehingga, melalui forum tersebut mereka menyuarakan persoalan-persoalan pekerja migran yang ada selama ini.

 

Page 2

Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat

QR Code Kompas.com

Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app