BANYUWANGI – Sudjiwo Tejo hadir di Banyuwangi kemarin. Budayawan nyentrik kelahiran Jember itu menjadi tamu istimewa di kampus Untag 1945 Banyuwangi. Pengarang buku “Republik Jancukers, Negara Ideal yang Njancuki” itu diundang sebagai narasumber dalam dialog budaya dan musikalisasi.
Seniman yang punya nama asli Agus Hadi Sudjiwo itu hadir sebagai bintang tamu untuk memberikan wejangan-wejangan tentang kebudayaan kepada para mahasiswa. Tidak hanya dialog budaya, aktor kelahiran 31 Agustus 1962 itu juga berkesempatan membedah buku miliknya yang berjudul Serat Tripama Gugur Cinta di Maespati.
Bersama editor buku Ulil Maulida, dia membeberkan isi buku berbentuk novel grafis bermusik yang pertama kali ada di Indonesia tersebut. Pada kesempatan berdialog kemarin Sudjiwo Tedjo lebih banyak mengenang tentang kehidupannya di masa lalu.
Banyuwangi begitu melekat dalam kehidupannya sebelum terkenal seperti sekarang ini. Sudjiwo Tedjo teringat saat masih muda dulu sering datang ke Banyuwangi untuk mengamen. ”Saya ingat dulu pernah mengamen di Jalan Bogowonto Nomor 17. Setelah ngamen saya disuruh masuk untuk makan nasi goreng. Anaknya yang punya rumah cantik sekali,” kenang Tedjo yang langsung disambut gelak tawa mahasiswa.