BANYUWANGI – Saat pasar bebas Asean diberlakukan akhir tahun ini, Pemkab Banyuwangi menargetkan buah lokal masuk pasar Eropa. Selama ini, buah Banyuwangi belum berhasil menembus pasar Eropa karena ketatnya standar mutu yang diberlakukan.
Beberapa buah lokal sudah menjadi langganan ekspor beberapa negara. Seperti buah manggis berhasil memasuki pasar Singapura, Tiongkok dan sejumlah negara Timur Tengah. “Eropa ini menerapkan standar tinggi.
Mereka sangat ketat untuk menerima produk pertanian dari negara lain,” ungkap Kepala Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan (PKP) Ikrori Hudanto. Menurut Hudanto, selama ini buah lokaI Banyuwangi sulit masuk pasar Eropa.
Salah satu penyebabnya karena kualitas buah petani tidak mampu memenuhi standar yang ditetapkan pasar Eropu. Selain itu, ekspor ke Eropa terkendala jarak yang cukup jauh. Lamanya perjalanan membuat kesegaran buah tidak terjamin.
“Bisa jadi saat sampai negara tujuan, buahnya sudah busuk, katanya. Untuk itu, Ikrori berencana untuk menyosialisasikan kepada para petani buah agar memproduksi buah dengan kualitas tinggi sehingga bisa diterima pasar Eropa.
“Dalam waktu dekat kami akan melakukan sosialisasi kepada petani buah lokal untuk memperbaiki kualitas,” ujar Ikrori. Saat ini, pihaknya tengah berkoordinasi dengan Dinas Pertanian Provinisi jawa Timur dan beberapa ahli hortikultura.
Tidak hanya buah manggis yang jadi komoditas ekspor, tapi buah naga, buah durian bisa menjadi andalan ekspor. “Jika kualitas baik, buah lokal akan menarik minat konsumen baik di daerah maupun nasional,” pungkasnya. (radar)