Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Tugu Inkai, Simbol Tragedi 26 Karateka Banyuwangi Tewas Tergulung Ombak

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda


Banyuwangi

Minggu, 17 Januari 1982, atau 41 tahun lalu sebuah tragedi terjadi di Pantai Marina Boom, Banyuwangi. Sebanyak 26 karateka Institut Karate-Do Indonesia (INKAI) tewas tergulung ombak Selat Bali.

Di sekitar lokasi peristiwa tenggelamnya korban tersebut kemudian berdiri sebuah tugu peringatan. Bangunan tersebut kemudian dikenal sebagai Tugu INKAI untuk mengenang para korban.

Tugu ini berdiri di Jalan Ikan Cucut, Kampungmandar, Kecamatan Banyuwangi. Atau tepat berada di titik yang bersebelahan dengan Pantai Boom yang kini juga menjadi penanda atau pemisah jalan.

Basuki Rachmad, Ketua Umum Pengcab INKAI Banyuwangi menuturkan tragedi bermula saat ada 86 karateka tengah mengikuti ujian di Gedung PMI Banyuwangi.

Sembari menunggu penguji dari Surabaya yang belum hadir ke-86 karateka itu melakukan pemanasan dengan berlari-lari menyusuri Pantai Boom. Saat penguji sudah datang, para karateka segera menuju gedung dengan melewati jalan pintas menyeberang sungai.

“Sekitar pukul 15.00 WIB ada kabar bahwa penguji sudah datang, pelatih Bekti Sutadji (saat itu) menginstruksikan peserta kembali dari pantai Boom menuju gedung PMI melalui jalan pintas (menyeberang) muara sungai yang pada saat itu kedalamannya hanya sebatas lutut orang dewasa,” tutur Basuki, Rabu (4/1/2023).

Nahas, saat menyeberang itu lah tiba-tiba ombak datang dan menggulung 86 karateka itu. Sebagian mereka pun hanyut terbawa ombak yang menggerus pasir yang diinjak mereka. “Di tengah – tengah muara sungai tersebut tiba-tiba datang gelombang yang kemudian menyeret mereka ke laut,” terang Basuki.

Karateka yang bisa berenang kemudian saling bahu-membahu menolong rekannya. Kemudian karateka yang selamat menuju pinggir pantai dan melepas semua sabuk dan disambung hingga panjang.

Sabuk ini lah yang kemudian dilemparkan dan digunakan untuk menyelamatkan karateka lainnya. Cara ini ternyata cukup efektif karena mampu menyelamatkan beberapa karateka yang saat itu tergulung ombak.

“Walaupun segala upaya sudah dimaksimalkan, namun 26 karateka tidak dapat diselamatkan termasuk pelatih Bekti Sutadji yang menurut saksi (korban selamat) beliau terseret arus sambil memanggul satu orang anggotanya hingga tenggelam dan mayatnya baru diketemukan pada hari ketiga di pantai Cekik (Gilimanuk) Bali,” kenangnya.

Basuki mengatakan kejadian 26 karateka yang meninggal dunia dalam musibah itu selalu diperingati dan dikenang setiap tahunnya. Biasanya para karateka akan menggelar doa dan tabur bunga di sekitar tugu lokasi tragedi itu. “Mereka adalah pahlawan kami,” tandas Basuki.

Ikuti berita menarik lainnya di Google News

Simak Video “Panglima TNI Yudo Margono Menginisiasi Pagelaran Wayang Orang
[Gambas:Video 20detik]
(abq/iwd)

source