Karya Tari berjudul Ciblungan dibawakan tujuh talenta dari Sanggar Sayuwiwit Aliyan Kecamatan Rogojampi, merupakan gabungan dari Sekolah Dasar se Kec. Rogojampi Banyuwangi berhasil menjadi juara 1 Festival Karya Tari tingkat SD se Kabupaten Banyuwangi.
Kegiatan ini merupakan kompetisi seni budaya berbasis tradisi dalam rangka Banyuwangi Festival. Mereka berhasil menyisihkan puluhan peserta mewakili beberapa sanggar dari seluruh Banyuwangi.
Ciblungan karya kontingen Kecamatan Rogojampi – Banyuwangi dalam Festival Tari Tradisional tingkat SD se Banyuwangi. Tujuh talent Sanggar Sayu wiwit itu diantaranya :
1.Dini intan ningtyas:SDN 1Lemahbangdewo
2.Tajdhia Sabrina Wafi:SDN 1 Lemahbangewo
3.Raya Monica Budi:SDN 1 Lemahbangdewo
4.Imelda putri : SDN 1 Aliyan
5.Dewi Nida Rachmania:SDN 1Rogojampi
6.Kayla Marda Tila:SDN 2Mangir
7.Nadirotul Aliyah:SDN 2 Aliyan
Festival Tari Tradisional tingkat SD-SMP Tingkat Kabupaten Banyuwangi digelar di Banyuwangi Creatif Space , sisi selatan Taman Blambangan Banyuwangi Senin (19/6/2023).
Menurut Julaidik, S.Pd Founder Sanggar Sayuwiwit menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan kompetisi seni budaya berbasis tradisi. Dalam Even ini diharapkan akan melahirkan bintang-bintang baru.
“Kami sangat menyambut baik dan mengapresiasi melalui kegiatan ini mari kita berkompetisi sambil terus menjalin hubungan baik untuk mencari talenta-talenta baru, sambil mengenalkan tari kreasi kepada masyarakat luas, ” ajaknya.
Tambah Julaidik, karya tari Ciblungan sendiri sudah sesuai dengan pemahaman akan gerak tari yang di dalamnya terdapat karakter-karakter anak bangsa yang mencintai keberagaman.
Ciblungan, menceritakan kegiatan anak-anak yg sedang mandi dan bermain air sebagai saranannya dengan sarana tersebut mereka mengungkapkan perasaan nya dg penuh suka ria. Kekompakan yang terjalin tidak begitu saja tumbuh. Ditanya mengenai porsi latihan hingga menjadi yang terbaik , Julaidik, S.Pd sang pelatih dari Sanggar Sayu Wiwit, Aliyan Kecamatan Rogojampi Banyuwangi, mengungkapkan bahwa semua itu bisa didapat dengan pendalaman yang lebih kurang satu bulan dari berkumpul dalam satu sanggar.
“Porsi latihan kami itu selepas pulang sekolah. Kalau hari libur lain lagi, kami latihan dari pagi hingga sore. Semua dimulai kurang dari sebulan untuk berlatih, kami memulainya dari nol. Kesulitannya adalah di awal-awal, kami sulit mengatur ritme supaya lebih kompak. Syukur Alhamdulillah usaha tidak pernah membohongi hasil. Latihan yang terus menerus itu akhirnya membuat kami kompak dan dapat meraih hasil yang maksimal di Banyuwangi Creatif Space, “ujar Julaidik yang juga seorang guru SDN Lemahbang Dewo.
Kekompakan yang terjalin tidak begitu saja tumbuh. Porsi latihan hingga menjadi juara 2, semua itu bisa didapat dengan pendalaman yang lebih kurang lebih dua minggu. Porsi latihannyav selepas pulang sekolah. Syukur Alhamdulillah usaha tidak pernah membohongi hasil.(Ilham Triadi)