Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Umpan dan Pancing dari Kemenpera

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

SELURUH aparat pemerintahan di Pemkab Banyuwangi pernah bersepakat, mereka akan siap berperang melawan kemiskinan. Semangat perang itu terus membahana dari kota hingga ke pelosok desa di segala penjuru Bumi Blambangan.

Tapi nanti dulu, mereka siap perang itu, apakah sudah punya bekal yang cukup. Tak hanya bekal tekad dan keberanian. Mereka juga harus punya senjata yang ampuh dan strategi yang jitu. Selain itu, agar kemiskinan sebagai musuh bersama itu bisa bertekuk lutut, kita juga perlu mencari momen yang tepat untuk menyerang.

Nah, momen yang ditunggu-tunggu sudah tiba. Apa itu? Simak saja rencana yang dilakukan pemerintah pusat melalui Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera). Dalam waktu dekat, Kemenpera menyiapkan dana rehab rumah untuk 20 ribu keluarga berpenghasilan rendah di Banyuwangi tahun ini.

Tidak tanggung-tanggung, jatah anggaran rehab rumah tersebut mencapai angka fantastis Rp 120 miliar. Masing-masing rumah tangga berpenghasilan rendah di Bumi Blambangan akan mendapat jatah sekitar Rp 6 juta. Bantuan rehab rumah itu untuk peningkatan kualitas tempat tinggal yang tidak layak.

Namun, untuk mendapatkan bantuan tersebut ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Yang utama, rumah tersebut harus berdiri di atas lahan warga yang bersangkutan. Bahkan, Kemenpera sudah menetapkan tanggal batas akhir (deadline) pengumpulan pengajuan syarat usulan tersebut.

Seluruh persyaratan warga yang ingin mendapatkan dana rehab rumah sudah harus disetor ke Kemenpera tanggal 15 Oktober mendatang. Kenyataan itu tentu saja harus disikapi dengan cepat dan cerdas oleh seluruh aparat pemerintahan di Bumi Blambangan.

ara aparatur di desa dan kelurahan harus sigap dan siap berperang melawan kemiskinan. Kemenpera sudah memberikan umpan sekaligus pancing kepada aparat pemerintah daerah. Karena itu, aparat di daerah harus sigap tak hanya sebatas mendata warga yang berpenghasilan rendah. Bila perlu, mereka ikut menjemput bola melengkapi persyaratan usulan bantuan rehab tersebut di daerah masing-masing.

Selanjutnya, dengan cepat mereka menyerahkan usulan tersebut ke instansi terkait untuk diverifikasi. Karena jika jatah 20 ribu rumah itu tak terserap, tentu sangat disayangkan. Ibarat pancing dan umpan sudah ada, tapi ikan yang sudah kelaparan justru tidak bisa didapat.

arena itu, demi melawan musuh bersama tersebut, dibutuhkan tekad dan kerja keras aparatur di desa dan kelurahan sebagai ujung tombak pemerintah di daerah. Ikhtiar kali ini tak hanya butuh kekuatan, kerja keras, ketekunan, keuletan, dan pantang menyerah, tapi juga butuh keikhlasan dan niat yang tulus untuk mencapai kemaslahatan bersama.

Jangan malah perjuangan ini dinodai dan dijadikan sebagai peluang berbuat curang dengan cara menyuburkan pungli. Semoga saja tak begitu, positif thinking saja mumpung masih ada waktu. (Radar)