sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Ada pemandangan berbeda di semua kantor SKPD Banyuwangi, mulai Selasa (21/10). Pegawai laki-laki mengenakan
baju muslim putih, songkok, dan sarung berwarna bebas. Sementara bagi ASN muslimah, mengenakan baju muslimah putih dengan kerudung hitam serta bawahan rok hitam.
Mereka mengenakan pakai ala santri dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional (HSN). Tahun ini, peringatan HSN mengusung tema “Mengawal Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Dunia”.
Sebagai bentuk penghormatan terhadap para ulama dan santri, Pemkab Banyuwangi mewajibkan seluruh ASN mengenakan atribut khas santri selama tiga hari, mulai Selasa hingga Kamis (21–23/10).
Asisten Administrasi Umum Sekretariat Daerah Banyuwangi Choiril Ustadi Yudawanto mengatakan, kebijakan tersebut merupakan arahan langsung dari Bupati Banyuwangi.
“Sebagai arahan Bupati, kita bersama-sama ingin memberikan penghormatan atas jasa para ulama dan santri dalam membangun NKRI, utamanya di bumi Blambangan,” ungkapnya.
Teladani Semangat Santri
Ustadi menambahkan, momen ini juga menjadi kesempatan bagi seluruh ASN untuk meneladani sikap dan akhlak para santri.
“Tentunya ini menjadi momen bagi kami untuk meneladani semangat juang, sikap kebersamaan, kesederhanaan, serta saling menghormati,” ujarnya.
Menurutnya, nilai-nilai tersebut memiliki arti penting bagi Banyuwangi, terutama dalam menumbuhkan solidaritas dan memperkuat kolaborasi guna mendorong kemajuan serta kesejahteraan daerah.
Adapun ketentuan berpakaian yang ditetapkan, bagi ASN muslim laki-laki diwajibkan mengenakan baju muslim putih, songkok, dan sarung berwarna bebas.
Sementara bagi ASN muslimah, mengenakan baju muslimah putih dengan kerudung hitam serta bawahan rok hitam.
ASN non-Muslim Tidak Wajib
Untuk ASN non-muslim, tidak diwajibkan memakai atribut keagamaan seperti songkok atau kerudung, namun tetap menyesuaikan dengan mengenakan pakaian formal dengan kemeja putih serta bawahan berupa celana atau rok hitam.
Page 2

Genap Satu Abad, Dam Singir Dikeringkan
Senin, 20 Oktober 2025 | 16:33 WIB
Page 3
sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Ada pemandangan berbeda di semua kantor SKPD Banyuwangi, mulai Selasa (21/10). Pegawai laki-laki mengenakan
baju muslim putih, songkok, dan sarung berwarna bebas. Sementara bagi ASN muslimah, mengenakan baju muslimah putih dengan kerudung hitam serta bawahan rok hitam.
Mereka mengenakan pakai ala santri dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional (HSN). Tahun ini, peringatan HSN mengusung tema “Mengawal Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Dunia”.
Sebagai bentuk penghormatan terhadap para ulama dan santri, Pemkab Banyuwangi mewajibkan seluruh ASN mengenakan atribut khas santri selama tiga hari, mulai Selasa hingga Kamis (21–23/10).
Asisten Administrasi Umum Sekretariat Daerah Banyuwangi Choiril Ustadi Yudawanto mengatakan, kebijakan tersebut merupakan arahan langsung dari Bupati Banyuwangi.
“Sebagai arahan Bupati, kita bersama-sama ingin memberikan penghormatan atas jasa para ulama dan santri dalam membangun NKRI, utamanya di bumi Blambangan,” ungkapnya.
Teladani Semangat Santri
Ustadi menambahkan, momen ini juga menjadi kesempatan bagi seluruh ASN untuk meneladani sikap dan akhlak para santri.
“Tentunya ini menjadi momen bagi kami untuk meneladani semangat juang, sikap kebersamaan, kesederhanaan, serta saling menghormati,” ujarnya.
Menurutnya, nilai-nilai tersebut memiliki arti penting bagi Banyuwangi, terutama dalam menumbuhkan solidaritas dan memperkuat kolaborasi guna mendorong kemajuan serta kesejahteraan daerah.
Adapun ketentuan berpakaian yang ditetapkan, bagi ASN muslim laki-laki diwajibkan mengenakan baju muslim putih, songkok, dan sarung berwarna bebas.
Sementara bagi ASN muslimah, mengenakan baju muslimah putih dengan kerudung hitam serta bawahan rok hitam.
ASN non-Muslim Tidak Wajib
Untuk ASN non-muslim, tidak diwajibkan memakai atribut keagamaan seperti songkok atau kerudung, namun tetap menyesuaikan dengan mengenakan pakaian formal dengan kemeja putih serta bawahan berupa celana atau rok hitam.