Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Warga Keluhkan Tagihan Listrik

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Foto Ilustrasi

BANYUWANGI – Angka tagihan listrik pelanggan pascabayar pada bulan Juni banyak menuai protes pelanggan. Bahkan, ada yang menyebut jika tagihan listriknya naik sampai 100 persen lebih.

Dilansir dari Radar Banyuwangi – Jawa Pos, Rona (31) salah satunya. Warga Kelurahan Singotrunan itu mengaku tagihan listriknya naik lebih dari 2 kali lipat.

Dia menceritakan untuk tagihan bulan Mei, petugas PLN memberinya struk tagihan sebesar Rp 306 ribu. Rona mengaku tak sempal membayarnya. Hingga kemudian muncul struk lagi untuk bulan Juni. Nilainya adalah akumulasi dengan bulan sebelumnya.

Yang membuat dia kaget, jumlah tagihan yang harus dibayar Rp 1.121.000. Jika dikurangi dengan angka tagihan bulan sebelumnya, Rona menghitung angka yang harus dibayarkan bulan ini Rp 800 ribu lebih.

Rona pun berusaha mencari informasi. Dia berniat untuk mencari kejelasan terlebih dahulu sebelum memastikan pembayarannya.

“Saya disarankan melihat angka di meteran dengan kode di struk, tapi saya kurang paham. Padahal sebulan kemarin rumah sering saya tinggal. Penggunaan listrik tidak sebanyak biasanya tapi kok malah naik. Kalau seperti ini ya keberatan,” tuturnya.

Karim, salah seorang warga Kelurahan Karangrejo mengaku heran dengan tagihan listrik pada bulan ini. Biasanya, rata-rata per bulan dirinya hanya dikenakan tagihan sekitar Rp 300 ribu. Namun bulan Juni, tagihan justru mencapai Rp 542 ribu.

“Kalau rakyat kecil yang tidak paham pasti langsung membayar karena tidak tahu,” ujar pelanggan 900 VA itu.

Pelanggan PLN lainnya, Mirza, mengalami nasib yang sama. Warga Dusun Kedungbaru, Desa Gintangan itu biasanya hanya membayar tagihan pascabayar sebesar Rp 700 ribu per bulan atau di bawahnya. Namun, sejak bulan Mei, dia harus membayar sebesar Rp 1.450.000.

Kaget dengan kenaikan yang lebih dari 100 persen itu, Mirza sempat mendatangi kantor PLN. Sayangnya ketika mengadukan ke petugas, Mirza mengaku kalah data karena jumlah konsumsi listriknya tercatat naik dari 400 kwh menjadi 900 kwh. Padahal, Mirza merasa jika dirinya menggunakan listrik dengan konsumsi seperti biasanya. Dia pun akhirnya tetap membayar tagihan tersebut.

Pihak PLN menyarankan untuk menunggu pembayaran bulan selanjutnya. Jika angkanya tetap sama kemungkinan ada kerusakan di alat meteran listrik.

“Bulan ini (Juni) angkanya turun, tapi masih tinggi, sekitar Rp 1.050.000. Coba saya lihat bulan depan, kalau masih di atas satu juta saya akan kembali ke PLN,” kata Mirza.