Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Warga Tratas Tolak IPAL

PROTES: Puluhan warga mengangkat tangan dalam aksi menolak pembangunan IPAL Terpadu di Dusun Tratas, Desa Kedungringin, Kecamatan Muncar, kemarin.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
PROTES: Puluhan warga mengangkat tangan dalam aksi menolak pembangunan IPAL Terpadu di Dusun Tratas, Desa Kedungringin, Kecamatan Muncar, kemarin.

Lokasi Dekat Permukiman Penduduk
MUNCAR – Puluhan warga menolak pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Terpadu di Dusun Tratas, Desa Kedungringin, Kecamatan Muncar, kemarin.

Mereka menggelar unjuk rasa di area pembangunan IPAL yang terletak di tepi pantai itu. Warga juga menuntut agar proyek itu dihentikan total. Aksi warga tersebut berlangsung singkat.

Mereka hanya membentangkan sejumlah spanduk bertulisan tentang penolakan pembangunan IPAL di bekas tempat pelelangan ikan (TPI) itu. Mereka juga membubuhkan tanda tangan sebagai bukti penolakan.

Tidak ada petugas kepolisian ketika aksi demo berlangsung. Mesin backhoe yang sedang beroperasi juga berhenti sejenak dan kembali beroperasi setelah warga bubar. Mereka menilai pembangunan IPAL tersebut bakal menimbulkan masalah baru.

Pasalnya, lokasi yang dipilih merupakan kawasan padat penduduk. ’’Pembangunan ini dekat permukiman warga,’’ cetus Suwandi, koordinator aksi demo penolakan IPAL. Seharusnya, kata dia, lokasi yang pas adalah jauh dari permukiman warga.

Jika pembangunan di lokasi itu terus berjalan, kelak pengoperasian IPAL tersebut akan berakibat fatal. ”Ketika ada angin dari arah tenggara, bau limbah pasti langsung menyebar ke permukiman warga. Lihat saja, di sampingnya ada musala,’’ kata Suwandi.

Diakui Suwandi, sebelum dibangun, warga sudah diajak berdiskusi terkait rencana pembangunan IPAL yang ditaksir menelan biaya 10 miliar dari pemerintah pusat itu. Namun, dalam diskusi tersebut belum ada keputusan final. ’’Sosialisasi tidak jelas,” tudingnya. Sebenarnya, ungkap dia, TPI itu masih dibutuhkan para nelayan.

Namun, kini sudah dibongkar dan bakal dibangun IPAL Terpadu. ’’TPI masih bisa dipakai nelayan, tapi kenapa tiba-tiba dibongkar,’’ sesal pria yang juga ketua LSM Akarpala Banyuwangi itu. Sementara itu, penolakan warga terkait pembangunan IPAL tersebut tidak sejalan dengan pejabat desa setempat.

”Sebelum dibangun IPAL, warga sudah dikasih tahu dan setuju. Sebab, itu di tanah negara,” ungkap Suwarno, ketua BPD Desa Kedungringin. Dia menjelaskan, rencana pembangunan IPAL tersebut sudah disosialisasikan dalam serangkaian pertemuan. Artinya, warga sudah diajak berembug.” Ada beberapa kali pertemuan.

Cuma Suwandi kurang setuju,” ungkapnya. Bahkan, dalam pertemuan terakhir bersama muspika dan pejabat di Dinas Lingkungan Hidup Banyuwangi, salah satu pemilik rumah yang berdiri di area TPI mau menerima ganti rugi. ’’Rumah pak RT itu ikut dibongkar dengan kompensasi ganti rugi. Malah orangnya sendiri yang bongkar,” terangnya.

Oleh karena itu, lanjut Suwarno, pembangunan IPAL untuk sejumlah pabrik tersebut sangat baik. Sebab, nanti pencemaran lingkungan bisa sedikit teratasi. ’’Pencemaran bisa dikurangi,” tandasnya. (radar)