Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Workshop Santripreneur: Membangkitkan Semangat Berwirausaha dan Leadership di Banyuwangi

workshop-santripreneur:-membangkitkan-semangat-berwirausaha-dan-leadership-di-banyuwangi
Workshop Santripreneur: Membangkitkan Semangat Berwirausaha dan Leadership di Banyuwangi
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI, Jurnalnews – Ratusan guru ngaji dan warga di Banyuwangi aktif mengikuti workshop dalam tema Santripreneur Presenter dan Leadership yang diadakan pada hari minggu 3 Desember 2023, pukul 08.00 wib sampai selesai.

Kegiatan ini, bertujuan untuk memberdayakan ekonomi para guru ngaji dan peserta lain, diselenggarakan oleh Yayasan Insani Prioritas Abadi bekerja sama dengan Badan Komunikasi Remaja Masjid Indonesia (BKPRI).

Workshop ini dihadiri oleh ratusan guru ngaji dan warga setempat, berlangsung di gedung serbaguna lantai 2 Raka Residence Syariah, di wilayah Desa Purwoharjo, Kecamatan Purwoharjo, Banyuwangi, Jawa Timur.

Acara ini merupakan bagian dari program Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi yang berfokus pada pengembangan dan pemberdayaan kewirausahaan pesantren, yang dikenal dengan istilah “pesantrenpreneur.”

Kegiatan tidak hanya menitikberatkan pada pengembangan kewirausahaan pesantren, tetapi juga memberikan pelatihan agar peserta mampu menjadi presenter atau moderator handal.

Para guru ngaji dan peserta lain, diselenggarakan oleh Yayasan Insani Prioritas Abadi bekerja sama dengan Badan Komunikasi Remaja Masjid Indonesia (BKPRI). (Foto: Rony. Jurnalnews).Para guru ngaji dan peserta lain, diselenggarakan oleh Yayasan Insani Prioritas Abadi bekerja sama dengan Badan Komunikasi Remaja Masjid Indonesia (BKPRI). (Foto: Rony. Jurnalnews).

Mujiono SH, Ketua Badan Komunikasi Remaja Masjid Indonesia (BKPRI), menjelaskan bahwa tujuan dari workshop ini adalah untuk menumbuhkan jiwa enterpreneurship pada anak muda, santri, guru ngaji, dan masyarakat luas.

“Materi yang disampaikan kepada peserta mencakup aspek menjadi seorang enterpreneur, teknik berbicara di depan umum (spiking), dan penerapan enterpreneurship dalam kehidupan nyata. Oleh karena itu, kami menghadirkan pemateri yang kompeten di bidangnya,” terangnya.

Lebih lanjut, Mujiono menekankan bahwa peserta juga diberikan pemahaman tentang berwirausaha, dengan fokus pada bagaimana menumbuhkan semangat usaha dan kemandirian agar dapat menciptakan para wirausaha baru.

Ia juga memberikan pesan kepada masyarakat luas, khususnya kepada guru ngaji, untuk terus gigih dalam mengajar anak-anak demi membekali generasi muda dengan ilmu agama.

“Jangan lelah terutama untuk guru-guru ngaji, teruslah mengajar anak-anak kepada generasi muda karena masa sekarang ini sangat berat tanpa pengetahuan agama,” tambahnya.

Selain kegiatan workshop, BKPRI juga turut mendampingi pencairan insentif bagi guru ngaji di seluruh Banyuwangi, sebagai bentuk dukungan nyata dalam pengembangan dan pemberdayaan mereka.

Mujiono SH, Ketua Badan Komunikasi Remaja Masjid Indonesia (BKPRI). (Foto: Rony. Jurnalnews).Mujiono SH, Ketua Badan Komunikasi Remaja Masjid Indonesia (BKPRI). (Foto: Rony. Jurnalnews).

Acara dimulai dengan pemaparan oleh narasumber mengenai public speaking, dengan harapan agar peserta memahami dan menguasai seni berbicara dengan baik, khususnya bagi para guru ngaji.

Yeti Chotimah, M.Pd, sebagai narasumber dalam acara workshop “Santripreneur Presenter dan Leadership,” dengan singkat dan padat, memaparkan tentang seni berbicara yang dikenal dengan istilah public speaking kepada peserta workshop.

“Setiap orang perlu memiliki keterampilan seni berbicara, atau yang lebih dikenal dengan istilah public speaking. Kami merasa bahwa para guru ngaji juga harus meningkatkan kualitasnya, termasuk dalam hal gaya bicara, postur tubuh, dan aspek lainnya agar dapat memberikan kesan yang baik. Dengan begitu, orang tidak akan meremehkan peran guru ngaji,” jelasnya.

Anis Azhar narasumber menerima sertifikat dalam acara Workshop. (Foto: Rony. Jurnalnews).Anis Azhar narasumber menerima sertifikat dalam acara Workshop. (Foto: Rony. Jurnalnews).

Sementara itu, narasumber lain, yaitu Anis Azhar, memberikan penjelasan mengenai bagaimana para guru ngaji, khususnya, dapat mengembangkan keterampilan berwirausaha, seperti bercocok tanam, pembuatan pupuk organik, dan usaha-usaha lainnya. Tujuannya adalah agar mereka tidak hanya terampil dalam ilmu agama, tetapi juga memiliki keahlian dalam berwirausaha.

Dalam konteks topik workshop “Santripreneur,” Anis Azhar menyoroti pentingnya bagi peserta untuk tidak hanya menguasai hafalan Al-Quran, melainkan juga memiliki nilai tambah dalam berbagai bidang ilmu seperti pertanian, bengkel, dan sebagainya. Hal ini diharapkan dapat memberikan peserta kemampuan untuk mengaplikasikan ilmu-ilmu tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

“Ilmu yang diberikan dalam workshop ini diharapkan dapat menjadi bekal untuk mencari rezeki, terutama dalam konteks pertanian. Meskipun bagi sebagian orang, bertani mungkin dianggap sebagai aktivitas biasa, namun dengan ditekuni, maka hasilnya luar biasa. Workshop ini diarahkan untuk menjadi wadah pengembangan potensi peserta di berbagai bidang,” jelasnya.

Anis berharap, bahwa setelah peserta menerima berbagai materi dari workshop, mereka dapat mengambil salah satu ilmu yang diajarkan dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Dalam kesempatan tersebut seluruh peserta diabsen dan diberikan sertifikat dan bahan materi workshop. Tak hanya peserta tetapi narasumber juga diberikan penghargaan berupa sertifikat.

Sebagai penutup, workshop “Santripreneur Presenter dan Leadership” mengukuhkan komitmen untuk membentuk generasi yang tidak hanya terampil dalam ilmu agama, namun juga memiliki keterampilan dalam berbagai bidang, seperti pertanian dan berwirausaha. (Rony//JN).