LOKASI arung jeram yang digunakan oleh rombongan maut Mahasiswa Uniba Minggu lalu (13/11) sebenarnya udah berjalan selama satu tahun. Hal itu diungkapkan Khomaidi, kepala Dusun Srampon, Desa Segobang, Kecamatan Licin.
Awalnya, wisata arung jeram itu dibuka ketika Kedawung Adventure, yaitu wahana arung jeram yang berada di Desa Segobang, mulai sepi. Beberapa peralatan yang tidak dipakai, seperti perahu karet, ban, dan pelampung, dimanfaatkan warga Dusun Srampon untuk bermain arung jeram di Kedung Lumbung, yaitu air terjun di Dusun Srampon.
Tak hanya warga lokal, beberapa wisatawan asing pun pernah mencoba menaiki perahu karet di alur arung jeram Kedung Lumbung. “Yang membawa anak-anak warga sini saja. Saya tidak tahu mereka kenal dari mana, mungkin dari internet. Jalurnya sekitar 2,5 kilometer dari Dusun Srampon, Desa Segobang sampai Dusun Ledok, Desa Jelun,” terang Khomaidi.
Melihat lokasi yang ditawarkan memang masih tampak belum terlalu ada campur tangan manusia di sana. Khomaidi mengatakan, jika jalur tersebut dibersihkan warga secara manual menggunakan linggis. “Masih ada banyak batu. Di bawah rute arung jeram ini juga ada beberapa air terjun. Beberapa wisatawan mengaku suka dengan rute air terjun tersebut,” ungkapnya.
Kades Segobang, Syamsul Kholik menambahkan, selama ini memang belum ada wadah resmi yang menaungi arung jeram yang ada di wilayah Dusun Srampon. Arung jeram tersebut hanya digunakan warga sekitar untuk bermain-main. Bukan untuk disewakan secara umum.
“Pak Camat dulu sempat bilang kalau lokasi itu kurang cocok untuk arung jeram. Tapi masyarakat melihatnya berbeda, karena lokasinya bagus. Alat kita sebenarnya lengkap kalau memang mau digunakan tamu, ada helm, dayung dan pelampung.Tapi yang jatuh ini mungkin niatnya hanya main,” kata pria yang nyambi jadi guru MTS itu. (radar)