Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Desa Gendoh Andalkan Kuliner Rujak Cingur

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

tim-video-kreatif-mengambil-gambar-pelayanan-publik-di-kantor-desa-gendoh-kecamatan-sempu-kemarin

SEMPU – Anggota tim video kreatif Desa Gendoh, Kecamatan Sempu, mulai melakukan pengambilan gambar untuk lomba video kreatif yang digelar Jawa Pos Radar Banyuwangi  dengan Badan Pemberdayaan Masyarakat, dan Pemerintah Desa (BPM-PD) Banyuwangi, kemarin (7/11).

Dalam lomba video tim kreatif itu, mereka akan menyuguhkan berbagai potensi desa mulai dari  kerajinan hingga kuliner. “Lomba  video kreatif ini sangat bagus, kami  mendukung penuh,” kata Kepala  Desa Gendoh, Faizin. Karena melalui lomba video kreatif  itu, terang dia, akan memacu pemerintah desa untuk saling berlomba dalam memajukan dan mempromosikan daerahnya masing-masing.

“Bisa mempromosikan potensi desa,” ujarnya. Untuk memaksimalkan pada materi, Faizin mengaku juga mengusulkan dan memberikan masukan kepada tim video kreatif dalam  menggali potensi desa, seperti sentra batik dan kuliner rujak cingur.

Kuliner rujak cingur di Desa Gendoh, terang dia, merupakan kuliner yang paling banyak diburu oleh penggila rujak dari seluruh Banyuwangi. Bahkan, hampir setiap hari makanan khas Banyuwangi itu  tak pernah sepi dari pembeli. Selain kuliner rujak cingur, juga ada sentra industri batik rumahan berskala  internasional.

Batik khas Banyuwangi yang berada di Jalan Aruji Kertawinata itu salah satu aset yang dimiliki Desa Gendoh. Sentra batik tersebut  pemasarannya sudah mulai merambah pasar nasional dan internasional. “Melalui video kreatif  ini akan kita kenalkan batik Gendoh dan rujak cingur,” ungkapnya.

Salah satu industri rumahan yang juga lahir dari masyarakat, masih kata dia, sentra industri kerajinan anyaman sangkar burung. Tidak jauh berbeda  dengan perajin batik, sentra industri  sangkar burung di Desa Gendoh juga kebanjiran order.

Para pembeli tidak  hanya warga Banyuwangi, tetapi juga dari luar kota dengan pemesanan melalui internet. Selain potensi kerajinan, sejumlah  potensi lain seperti kawasan pertanian, budidaya bengkuang, dan  pelayanan publik juga akan dimasukkan dalam materi video kreatif  berdurasi tiga menit tersebut.

“Tim video kreatif kita minta berupaya  maksimal agar kualitas video yang dihasilkan mampu bersaing dengan  desa-desa lainnya di Banyuwangi,”  katanya. (radar)