Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Dipercaya Ada Ular Putih, Kerap Digunakan Semedi

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Segarnya-Mandi-di-Sumber-Ulo-Gombengsari

JANGAN membayangkan dulu bagaimana kendaraan roda dua menuju objek wisata alam yang satu ini. Jangan juga memikirkan berapa biaya parkir yang harus dibayar dan banyaknya warung yang menjajakan makanan. Sebab, objek wisata Sumber Ulo yang berada di Desa Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, ini tak dilengkapi itu semua.

Lokasinya terpencil, berada di balik lebatnya pepohonan yang melindungi mata air milik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Banyuwangi, Sumber Gedor. Menuju Sumber Ulo dapat melewati mata air milik PDAM tersebut.

Setelah melewati pintu masuk pertama, pengunjung bisa mengikuti sebuah parit kering ke arah barat. Setelah berjalan kurang-lebih 50 meter, setelah melewati parit yang belok ke utara ada persimpangan jalan setapak yang mengarah ke barat.

Dari situ jalan yang dilalui adalah pepohonan bendo, karet, cokelat, dan beringin yang cukup lebat. Jika beruntung, pengunjung dapat menemui sekawanan kera yang bergelantungan di pepohonan. Kadang-kadang kera itu turun  di tanah mencari makanan.

Setelah berjalan kurang-lebih 50 meter dan melewati jalan setapak menurun, barulah terlihat sebuah telaga kecil yang dialiri air. Air itu memancur  dari sebuah pipa paralon.  Saat Jawa Pos Radar Banyuwangi tiba di lokasi, kebetulan ada beberapa remaja yang sedang  bermain.

Selain itu, juga ada warga yang tengah mencuci pakaian. Sumber Ulo mirip sumber-sumber lain yang tersebar  di kota Banyuwangi.  Kedalaman Sumber Ulo hanya  sebatas pusar orang dewasa. Tetapi, karena suasana di sekitar  lokasi rindang, orang yang berendam  akan malas mentas.

Belum lagi air di Sumber Ulo itu sangat segar, tapi tidak terlalu dingin. Pengujung pun tidak akan menggigil meski lama berendam di  sumber tersebut.  Menurut penuturan Isrofik, 43, salah satu warga sekitar, sumber tersebut jarang digunakan warga.  Hanya sesekali ada warga yang  memanfaatkan sumber itu untuk mandi atau mencuci.

Selebihnya,  Isrofik mengatakan, tempat itu  dibiarkan begitu saja. Selain karena air bersih yang dibutuhkan setiap warga sudah tercukupi, lokasi itu cukup tenget. “Kalau air bersih sudah masuk ke rumah-rumah, mengambilnya ya dari tandon air yang dibuat di atas sumber. Jadi, jarang ada orang  yang menggunakan air di sini,”  kata Isrofik.

Selain itu, berdasar kepercayaan orang sekitar, ada seekor ular berwarna putih yang tinggal di sekitar Sumber Ulo. Sesekali ular tersebut terlihat warga sekitar yang  sedang mengambil air atau sekadar lewat. Memang tidak mengganggu, tapi warga kadang merasa takut,  sehingga membuat sumber itu jarang didatangi warga.

“Kalau dibilang gaib, ya ularnya kelihatan dan tidak mengganggu. Warga  biasanya yang justru mengganggu alam, karena habitat ularnya di  sini,” kata Isrofik.  Kerindangan dan ketenangan  Sumber Ulo kerap kali dimanfaatkan beberapa orang dari luar daerah untuk melakukan semedi.

Yang paling lama, kata Isrofik, adalah seorang warga Gresik. Warga Gresik itu bersemedi selama tiga bulan di tempat itu. Karena rumah Isrofik kebetulan yang paling dekat dengan Sumber  Ulo, maka laki-laki lajang itu dapat melihat siapa saja yang  datang untuk semedi di dekat mata air tersebut.

“Hari-hari tertentu kadang ada yang ke sini. Mungkin mereka menghitung hari pasaran atau apa. Di sini jarang didatangi orang, jadi yang semedi bisa tenang. Kecuali pas hari libur,kadang ada anak sekolah yang main ke sini,” terangnya.

Sumber air yang berjarak sekitar tujuh kilometer dari pusat Kecamatan Kalipuro itu dulu  pernah diusulkan menjadi objek wisata. Sekitar tahun 1990-an beberapa orang dari kantor desa melihat lokasi dan hendak membangun jalan. Tetapi, hingga  kini tidak ada kejelasan. Sumber  Ulo tetap dibiarkan begitu saja   dengan kondisi yang sunyi dikelilingi pohon besar. (radar)