Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Ijen Bukan Mal, Tak Perlu Difasilitasi

Pembangunan Infrastruktur Kawah Ijen
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Pembangunan Infrastruktur Kawah Ijen

Ayu Dewi: Proyek Ijen Jalan Terus

LICIN – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Timur melakukan sosialisasi kepada seluruh stakeholder yang ada di Ijen. Mereka mengupas tuntas soal permasalahan proyek infrastruktur di puncak Ijen.

Pihak BKSDA provinsi Jatim akan terus melanjutkan proyek tersebut. Mereka mengacu kepada Undang-Undang 32 Tahun 2010 dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2011.

BKSDA Jatim yang sudah digelontori anggaran oleh negara akan terus melanjutkan proyek tersebut meski dinamai dengan pro dan kontra. Ari Restu, 30, Koordinator Forum Komunitas Kader Konservasi Indonesia (FK31) Jatim mengatakan, pembangunan musala, pendapa, toilet, serta pagar sepanjang 150 meter merupakan proyek yang tidak bermanfaat. Proyek tersebut lebih banyak mudaratnya ketimbang manfaatnya.

“Jika fasilitas di puncak Ijen dilanjutkan, nanti pastinya akan tidak terawat dan malah merusak keindahan Ijen,” ujar Ari. Mereka mengusulkan agar pembangunan proyek tersebut tidak sampai puncak. Mereka lebih setuju jika pembangunan proyek tersebut hanya sampai Paltuding saja. Mereka rela jika sekitar Paltuding dilengkapi fasilitas yang memadai.

Para pencinta alam tidak mau jika Ijen dijadikan wisata mass tourism. Dengan adanya fasilitas yang ada di puncak menjadikan Ijen layaknya mal. Mereka tidak bisa lagi merasakan sensasi mendaki Ijen dengan penuh tantangan lagi.

“jika fasilitas itu dibangun. Maka tidak ada tantangan lagi saat mendaki. Dan kami tidak butuh fasilitas itu di atas puncak Ijen. Kami akan terus menggalang petisi,” ujar Putri Agustin, 31, koordinator Sea Soldier.

Selain itu, Andika Rahmad Hidayat, 30, salah seorang guide mengatakan, jika selama ini para wisatawan mancanegara lebih suka dengan keindahan ljen tanpa pulesan apa pun. Sebelum naik ke kawah seluruh Pengunjung sudah dibrieffing dan penuh persiapan.

Para guide juga sudah menjelaskan jika tidak ada fasilitas di puncak dan itu sudah disepakati oleh para wisatawan. “Mereka yang akan mendaki Ijen merupakan para pendaki bukan para pengunjung alay. Mereka berniat mendaki dan bukan ingin bermalas-malasan di puncak Ijen. Serta tidak memerlukan fasilitas itu semua,” ungkap Andika.

Sementara itu, kepala BKSDA jatim Ayu Dewi Utari mengatakan, pembangunan puncak Ijen merupakan fasilitas untuk keselamatan para pengunjung. Bangunan musala dan toilet di puncak akan dipergunakan pengunjung untuk menambah kenyamanan.

BKSDA sudah memperhitungkan sebelumnya dan proyek tersebut sudah 2014 diajukan dan sekarang anggarannya baru keluar. Dan perlu ditegaskan lagi jika proyek tersebut tidak merusak ekosistem di Gunung ljen.

“Bagaimanapun juga proyek tersebut tetap dilanjutkan. Walaupun penuh dengan pro kontra dan saya berjanji jika fasilitas akan terawat serta tidak mudarat,” tandas Ayu. (radar)