Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Kemeriahan Harjaba Banyuwangi 2015

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Puncak perayaan Hari Jadi Banyuwangi (Harjaba) ke244 di Taman Blambangan Sabtu malam kemarin (19/12) berlangsung meriah. Pementasan kesenian, lagu-lagu Banyuwangian hingga musik dangdut menghibur tamu undangan dan penonton.

Di akhir acara, seluruh tamu undangan naik ke panggung untuk menyanyikan lagu Umbul-umbul Blambangan diikuti oleh seluruh penonton yang hadir. Pesta kembang api semakin menambah semaraknya puncak peringatan Harjaba ke-244.

Malam itu langit kota Banyuwangi bertabur cahaya kembang api. Puncak peringatan Harjaba malam itu Pejabat (Pj) Bupati Banyuwangi, Zarkasi; seluruh elemen Forum Pimpinan Daerah (Forpimda), DPRD, Banyuwangi, dan para pimpinan partai. Istansi vertikal, kalangan perbangkan, pengusaha, Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB), Dewan Kesenian Blambangan (DKB), budayawan juga hadir.

Mereka larut dalam meriahnya suguhan hiburan malam puncak Harjaba. Tak heran, taman kebanggaan masyarakat Banyuwangi itu dipenuhi ribuan orang. Mereka seolah ingin menjadi saksi sejarah pertambahan usia Bumi Blambangan.

Beragam hiburan mengisi acara malam puncak Harjaba. Ada tari-tarian dan penampilan artis lokal Banyuwangi, seperti Mahesa, Arif Citeng, Melinda dan Fitri Tamara. Sebagai gongnya, artis legendaris Bumi Blambangan Sumiyati turut menyuarakan suara emasnya.

Sumiyati yang pernah ngetop sebagai ratu kendang kempul Banyuwangi membawakan lagu Banyuwangenan lawas dengan judul Gelang Alit.  Melengkapi suguhan malam ini adalah aksi penyanyi cilik, Keira.

Juara II lomba menyanyi tunggal tingkat nasional ini bernyanyi cukup apik dengan lagu Banyuwangenan berjudul Tanah kelahiran yang cukup menyentuh hati. “Malam ini luar biasa sekali. Semua orang bergembira memperingati hari jadi Banyuwangi. Ini sebagai hormat dan terima kasih kita kepada para pejuang,” ujar Pj. Bupati Zarkasi dalam sambutannya.

Zarkasi yang tidak hadir dalam upacara Harjaba jumat lalu ini berharap masyarakat Banyuwangi terus menumbuhkan semangat yang positif untuk membangun Banyuwangi. Menurutnya, semangat yang positif itu merupakan gambaran suatu tekad yang kuat dan tidak mudah putus asa dalam melakukan pembaruan.

“Mari satukan tekad. Dengan mewarisi semangat para pejuang, kita bersama-sama membangun Banyuwangi. Dirgahayu Banyuwangi tercinta. Ayo wujudkan Banyuwangi sebagai The New Paradise of Indonesia Tourism,” ajak Zarkasi.

Di pengujung acara ditutup dengan pesta kembang api. Sementara itu, dalam Puncak Harjaba malam kemarin, pertunjukan yang disajikan dirasa penonton kurang menonjolkan kesenian daerah Banyuwangi. Durasi waktu pertunjukan lagu-lagu dangdut lebih banyak ketimbang pertunjukan seni dan budaya Banyuwangi saat Puncak Harjaba malam lalu.

”Musik dangdutannya terlalu banyak. Lebih baik musik kendangkempul atau tarian-tarian Banyuwangi yang ditampilkan lebih banyak saat Harjaba seperti ini,” ujar Sulistiyowati, 42, penonton asal Rogojampi. (radar)