Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Ortu Nostalgia, Anak-anak Ceria

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Bupati Azwar Anas membaur bermain bersama anak-anak peserta Festival Memengan di Jalan A Yani Banyuwangi pagi kemarin.

BANYUWANGI – Jalan poros pusat Banyuwangi berubah menjadi arena permainan yang mengasyikkan pagi kemarin (22/7). Ribuan anak asal seantero Bumi Blambangan berparade sembari memainkan beragam permainan tradisional di sepanjang jalan raya, tepatnya mulai depan kantor Pemkab Banyuwangi hingga Taman Blambangan.

Ya, kemarin Pemkab Banyuwangi menggeber Festival Memengan (permainan) Tradisional. Dalam Festival yang merupakan rangkaian Banyuwangi Festival (B-Fest) 2017 tersebut, ribuan anak SD dan SMP se-Banyuwangi memainkan beragam permainan lawas, seperti egrang, gasingan (gasing berbahan bambu), bedhil-bedhilan, selodor, jek-jekan, kucing-kucingan, engklek, dakon, balap karung, klompen alias terompah panjang, tarik tambang, dagongan, dan lain-lain.

Tidak hanya bermain permainan tradisional, anak-anak tersebut juga menampilkan bakat seni dan budaya. Ada melakukan tarian barong cilik dan jaranan buto. Ada pula yang bermain alat musik yang tidak biasa, seperti bermain drum band dengan terompet berbahan janur, serta bermain seruling berbahan pipa.

Selain itu, ada pula yang bermain senapan bambu lengkap dengan peluru kertas. Dor!Dor! Seperti medan pertempuran. Meski berbeda permainan, kesan yang tertangkap dari ekspresi anak- anak itu hanya satu. Mereka ceria.

Entah karena melihat keceriaan anak-anak atau mengingat permainan masa kecil, Bupati Abdullah Azwar Anas beberapa kali menghampiri rombongan peserta Festival Memengan Anak. Orang nomor satu di Pemkab Banyuwangi itu ikut main tembak-tembakan dengan anak-anak. Dia juga ikut main hulahop, engkleng, dan egrang.

Anas mengatakan, di era modern seperti saat ini, mungkin tidak semua anak mengenal permainan tradisional. Padahal, permainan tradisional memiliki banyak filosofi, menyehatkan, serta dapat merangsang kreativitas anak.

Maka, untuk mengenalkan permainan tradisional kepada anak, Pemkab menggelar Festival Memengan Tradisional. Anas menambahkan, selain mengenalkan anak-anak, orang tua juga bisa bernostalgia dengan permainan-permainan yang pernah mereka mainkan semasa anak-anak.

“Orang tua bisa nostalgia pada permainan yang populer di masa mereka dulu,” ujarnya. Anas menambahkan permainan tradisional memiliki banyak unsur gotong royong. Sehingga menumbuhkan kebersamaan dan kepedulian pada anak-anak.

Saat ini, menurut Anas, anak-anak lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bermain gadget, sehingga lebih banyak asyik sendiri. Menurut Anas, Festival Memengan Tradisional merupakan salah satu bentuk pendidikan karakter yang bagi anak.

Lewat permainan tradisional, mereka akan banyak belajar mengasah kreativitas dan dilakukan secara berkelompok “Ini akan melatih mereka untuk menumbuhkan kebersamaan dalam kehidupannya, berbeda dengan permainan modern yang individualistis,” pungkasnya. (radar)