Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Perajin Sapu Ijuk di Gambiran Kesulitan Bahan Baku

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

GAMBIRAN – Meski usahanya berkembang, pengrajin sapu ijuk di Dusun Setembel, Desa/Kecamatan Gambiran kesulitan mencari bahan baku ijuk.

“Untuk mendapatkan ijuk itu lumayan sulit. Tidak semua perajin sapu bisa memperoleh bahan baku itu dengan mudah. Bahkan, untuk minggu-nunggu ini, bisa dibilang hanya dirinya saja yang memiliki bahan baku dalam jumlah yang cukup. Sekarang jarang,” ungkap Sabarin, 39, salah satu perajin sapu ijuk.

Sabarin menuturkan, kelangkaan ijuk itu karena para pencari ijuk di daerah Banyuwangi selatan, seperti Desa Sarongan, Kecamatan Pesanggaran, sekarang lebih memilih memenuhi permintaan nelayan. Dan itu, mempengaruhi kiriman ijuk untuk para pembuat sapu. “Ijuk banyak dari Sarongan, sekarang diminta nelayan,” terangnya.

Untuk memenuhi kebutuhan ijuk itu, dia mengambil dari daerah Kebun Trebasala, Kecamatan Glenmore. Tidak hanya itu, curah hujan yang tinggi juga membuat para pencari ijuk kesulitan untuk mendapatkan.

Saat curah hujan tinggi seperti saat ini, pemenuhan ijuk hanya separo dari jumlah saat musim panas. “Kalau hujan seperti ini sedikit barangnya, ini hanya dapat 600 lembar ijuk,” ucapnya.

Menurut Sabarin, sebenarnya dari luar daerah seperti Jember itu persediaan ijuk juga ada. Tapi, pihaknya masih menimbang terkait harga dan kualitas. Jika di Banyuwangi umumnya dijual Rp 3.500 per lembar, kalau dari luar daerah biasanya dijual per kuintal. “Harga per kuintal lebih mahal,” kiatanya.

Padahal jika stok ijuk itu terpenuhi, permintaan sapu ijuk di Banyuwangi sangat tinggi. Terlebih untuk pasar luar daerah seperti Bali. “Kalau dituruti Bali itu berapa pun bisa, tapi bahan yang tidak ada,” ucapnya.