Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Hukum  

Warga Ketapang Ditemukan Membusuk di Kebun Jagung

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Petugas Polsek Kalipuro dan tim medis mengangkat jenazah Anabar.

KALIPURO – Sesosok mayat laki-laki ditemukan warga di ladang jagung Dusun Pancoran, Desa Ketapang, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, Jumat kemarin (28/4). Diduga sudah lama meninggal dunia, tubuh korban sudah dipenuhi belatung dan berbau busuk saat ditemukan.

Setelah dilacak petugas, mayat diketahui bernama Anabar, 50, warga RW 02/RT 04 Dusun Pancoran, Desa Ketapang, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi. Informasi yang diperoleh dari Jawa Pos Radar Banyuwangi, temuan mayat ini pertama kali ditemukan oleh Muji, 40 buruh bangunan sekitar pukul 09.00.

Saat itu Muji sedang mengerjakan fondasi bangunan mencium bau yang tidak sedap. Setelah ditelusuri pusat bau busuk itu, ternyata mengarah ke ladang jagung. Lokasi ladang tersebut tidak jauh dari tempat Muji bekerja.

Awalnya, Muji mengira kalau bau busuk itu merupakan bau bangkai binatang. Namun ternyata, dugaannya salah besar. Kaget bukan main saat beberapa langkah masuk ke dalam ladang jagung, Muji malah menemukan sesosok mayat lelaki yang sudah membusuk dan dipenuhi belatung.

Muji yang kaget langsung berlari keluar rumah warga lainnya dan melaporkannya kepada RT setempat. Warga pun berbondong-bondong menuju ke lokasi untuk mengetahui siapa sosok mayat itu.

Ternyata diketahui, korban adalah Anabar warga setempat yang sebelumnya memang mengalami gangguan kejiwaan.  Warga tidak langung mengevakuasi tubuh korban. Saat itu juga, warga menghubungi Polsek Kalipuro untuk mengidentifikasi mayat korban.

Selanjutnya jenazah dibawa ke RSUD Blambangan untuk dilakukan pemeriksaan. Diketahui, tidak ada tanda-tanda kekerasan di bagian tubuh korban saat menjadi mayat. “Korban ini petani yang memiliki riwayat  stroke. Dia juga diketahui menderita gangguan kejiwaan sebelumnya,” kata AKP Supriyadi, Kapolsek Kalipuro.

Kapolsek menjelaskan, pihak keluarga menolak untuk melakukan otopsi dan telah menerima kepergian Anabar selama-lamanya. Dari keterangan keluarga korban, pada hari selasa  lalu korban masih nampak hidup dan berjalan seorang diri. Oleh warga pun sempat diberi rokok.

“Sebelumnya memang tidak pulang kerumah. Dugaan sementara, korban tewas karena penyakit stroke-nya kambuh saat berada di ladang jagung. Karena tidak ada mengetahuinya akhirnya korban meninggal dunia,” ungkap Supriadi.

Karena keluarga korban menolak untuk dilakukan otopsi, pihak kepolisian langsung membuatkann surat pernyataan tertulis bahwa keluarga menolak dilakukan otopsi. Jenazah korban yang sudah dibersihkan langsung dikembalikan ke pihak keluarga untuk dimakamkan.

“Keluarga sudah menerima dan korban langsung dikebumikan,” ujarnya kemarin.(radar)