Banyuwangi, Jurnalnews.com – Aksi besar-besaran menghijaukan pesisir kembali terjadi di Kecamatan Wongsorejo. Ribuan bibit mangrove menyerbu kawasan tanah negara di utara tambak CBK, tepatnya 1,7 kilometer dari jalan raya Alasbuluh. Pada Jumat pagi, 5 Desember 2025, Kelompok Tani Hutan (KTH) Harapan Desa Alasbuluh bersama sejumlah instansi kompak menanam sepuluh ribu bibit mangrove dalam satu hari.
Ketua KTH Harapan, Astutik Maisaroh, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan gerakan kolaboratif besar antara KTH, CDK, BPPP Banyuwangi, Lanal Banyuwangi, PKK, BPD dan Pemerintah Desa Alasbuluh.
“Kami KTH berjumlah 30 orang dari warga sekitar pantai, bersama tim lainnya, menanam total 10 ribu bibit mangrove. Ini langkah besar untuk masa depan laut dan desa kami,” ujarnya kepada Jurnalnews.
Di kesempatan yang sama, Kepala Desa Alasbuluh, Abu Sholeh Said, menegaskan bahwa penanaman mangrove bukan sekadar program lingkungan, melainkan fondasi ekonomi dan wisata desa.
“Tujuannya agar laut kita tetap lestari dan bisa dimanfaatkan masyarakat. Ke depan, kami berharap kawasan ini dapat menjadi destinasi wisata baru di Alasbuluh. Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu desa kami, semoga membawa manfaat besar,” ucapnya.
Menuju arah pengembangan wisata, kawasan ini sebelumnya juga telah mendapat dukungan berupa 900 bibit cemara bantuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur, serta 500 bibit tambahan hasil swadaya masyarakat.
Sementara itu, Yanuar Kristianto, Kepala Bidang Kelautan & Konservasi BPPP Banyuwangi, yang hadir mewakili Kepala Balai, memberikan apresiasi penuh kepada KTH Harapan.
“Kami akan terus melakukan pendampingan. Ke depan akan ada narasumber ecoprint, pelatihan olahan turunan mangrove, hingga konservasi terumbu karang,” katanya.
Gerakan penanaman ini disebut menjadi salah satu langkah konkret untuk menghidupkan kembali kawasan pesisir Alasbuluh—sekaligus membuka peluang lahirnya ikon wisata baru berbasis konservasi di ujung utara Banyuwangi. (Venus Hadi)








